Katanya, satu-satunya hal yang abadi adalah ketidak-abadian. Segala sesuatu akan berhenti begitu sampai pada batas waktu yang ditentukan. Soal waktu, apa pernah mengusikmu? Karena persoalan itu kadang mengusikku. Bahkan kadang, tiap kali bertemu dengan sesuatu, yang pertama kutanyakan adalah sampai kapan. Dan lucunya, sering tak kutemukan jawaban hanya untuk pertanyaan sesederhana kapan. Kadang itu membuatku ketakutan. Apa yang lebih menakutkan dari hal-hal yang tak sanggup kita perkirakan? Kamu pernah memikirkannya? Aku pernah. Ah, tapi bukankah hidup ini memang hanya serangkaian adaptasi tanpa henti-henti? Datang, menyesuaikan diri, merasa nyaman, lantas pergi. Bukankah selalu begitu sejak kita hanya seonggok daging yang akan tumbuh menjadi janin? Bukankah sudah berkali-kali kau temukan orang yang membuatmu merasa tak butuh siapa-siapa lagi, lalu waktu membawa kalian pada waktu perpisahan, kau sedih, dia sedih, kalian menjalin komunikasi seolah dengan begitu bisa menjadikan jara
Tulis, lalu pikirkan. Pikirkan, lalu suarakan. Ada proses menulis yang disimpan dan menulis yang disuarakan. Menulis adalah menuangkan hal yang kadang tidak mudah disuarakan.