Skip to main content

Move On: It's All About The New Me

Kata seseorang yang aku lupa siapa, move on itu hanya masalah waktu dan cinta yang baru. Lama-lama rasa sedih setelah putus cinta itu akan pudar ditelan waktu, lalu hilang begitu menemukan dia yang baru. "Some One Like You"-nya Adelle lalu menjadi soundtrack yang dianggap pas mewakili perjuangan seseorang untuk beranjak dari mantannya.

Lantas beberapa temanku, entah karena alasan itu atau bukan, mulai khawatir melihatku belum memperkenalkan pacar baru. Mereka kira aku masih berkubang di masa lalu. "Dia aja udah punya pacar baru, kamu kenapa masih sendiri aja? Udah berapa tahun coba?" frontal salah satu temanku pernah bertanya.

Aku bukan mau membangkang, tapi menurutku move on itu tidak bisa diukur sesederhana ada atau belum cinta yang baru, pun sebenarnya tidak serumit itu. Bahkan move on dan cinta yang baru menurutku hampir tidak ada hubungannya. Karena tidak ada indikasi jelas dari wujud sebuah move on, kenapa harus dibuktikan sih? Aku lebih suka memandang move on sebagai bagaimana aku bisa mengalahkan diriku sendiri. And that war doesn't need any proof.

Aku lebih percaya kalau move on itu hanya masalah waktu dan aku yang baru. Bagaimana aku bisa merelakan yang sudah tidak ada, dengan atau tanpa suplemen dari cinta yang baru. Bagaimana aku mulai terbiasa menjalani hari tanpanya bahkan meski aku masih harus sering menghadapinya. Bagaimana aku mulai tahu caranya mengenang dia dengan cara yang wajar.

Jujur saja ya, siapa sih yang bisa menghapuskan kenangan? Otak kita itu luar biasa canggih menyimpan sesuatu. Apa yang pernah masuk, mungkin bisa nyelip, tapi mustahil dihapus. Jujur saja ya, siapa sih yang bisa benar-benar melupakan mantannya? Menghilangkan apa yang dulu kadung pernah dijalani berdua? Menghapus mimpi yang dulu pernah dirajut bersama?

Mustahil.

Dan cinta yang baru? Kalau hati ibarat rumah nih ya, cinta yang baru seperti tamu yang baru mengetuk pintu. Move on itu bukan bagaimana kita bisa memasukkan tamu lain dalam hati kita. Percuma kalau ternyata di dalamnya masih ada kenangan-kenangan dari mantan yang berceceran. Jadinya malah sumpek, berantakan.

Move on itu soal bagaimana kita bisa mengemas rapi kenangan-kenangan yang pernah berceceran dari mantan, lalu memasukkannya ke dalam kabinet-kabinet yang kuncinya kita simpan. Dengan atau tanpa tamu baru, rumah kita sudah bersih dan nyaman lagi untuk ditinggali. Sementara kabinet kenangan yang kuncinya kita simpan, nggak ada yang salah kok kalau sesekali membukanya. Sesekali saja. Selama caranya wajar, tidak akan ada yang tersakiti. Pun diri kita sendiri.

Karena kita yang sekarang, sedikit atau banyak, langsung atau tidak langsung, bagaimana pun juga dipengaruhi oleh pertemuan kita dengannya dulu. Karena apa pun yang terjadi di akhir hubungan kita sama mantan, dia pernah menjadi istimewa dan itu tidak layak dipungkiri. Kadang, bukan salah siapa-siapa kalau suatu hubungan tidak berhasil dan harus berakhir.

Move on bagiku itu soal bagaimana aku bisa menganggap kenangan bersama mantan sebagai barang di museum yang boleh dilihat, tapi nggak boleh dibawa pulang. Soal bagaimana aku bisa sesekali menengok ke belakang tanpa lupa berjalan maju ke depan. Ya, it's all about the new me. Lagi pula, kami sudah punya pengganti atau belum, itu sudah menjadi urusan masing-masing aku dan dia. Kenapa harus saling ambil pusing kan?

Lantas kenapa aku belum juga membuka pintu untuk tamu yang baru?

Katanya sih ya, beberapa orang lebih suka sendiri dari pada bersama orang yang kurang tepat. Kadang bukan soal siapa yang mengetuk. Hanya saja selalu ada tamu yang kita lebih nyaman cukup menemuinya di beranda, ada juga yang kita perbolehkan masuk ke dalam rumah kan. Sesederhana itu. Tidak harus ada alasan khusus.

Teman-temanku tidak percaya. Tapi move on memang bukan sesuatu yang harus banget dibuktikan ke orang-orang. Move on bukan sebuah pencitraan. I do keep him as my pass is enough to make me sure that I'm moving on, and no one has to believe.

Borobudur, 03 November 2014
Dien Ihsani

Comments

Paling Banyak Dibaca

Ketika Wanita Jatuh Cinta... Kepada Sahabatnya

Apa yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta? Katanya cinta itu indah. Bahkan eek saja bisa berasa coklat buat orang yang lagi jatuh cinta. Emmmmm... untuk yang satu ini aku menolak untuk berkomentar deh. Bagiku eek tetaplah eek dan coklat tetaplah coklat. Namun jatuh cinta pada sahabat? Beberapa orang bilang bahwa jatuh cinta paling indah itu adalah jatuh cinta kepada sahabat. Terlebih jika gayung bersambut. Bagaimana tidak? Apa yang lebih indah dari pada mencintai orang yang kita tahu semua boroknya, paling dekat dengan kita, dan mengenal kita sama baiknya dengan kita mengenal dia. You almost no need to learn any more . Adaptasinya enggak perlu lama. Namun tak sedikit yang bilang bahwa jatuh cinta pada sahabat itu menyakitkan. Gayung bersambut pun tak lantas membuat segalanya menjadi mudah. Terlebih yang bertepuk sebelah tangan. Akan ada banyak ketakutan-ketakutan yang tersimpan dari rasa yang diam-diam ada. Rasa takut kehilangan, takut saling menyakiti, takut hubungannya berak

Filosofi Cinta Edelweiss

Edelweiss Jawa ( Anaphalis javanica ). Siapa sih yang nggak kenal bunga satu ini? Minimal pernah denger namanya deh.. Edelweiss biasa tumbuh di puncak-puncak gunung. Di Indonesia misalnya, edelweiss bisa ditemukan di Puncak Semeru, Puncak Lawu, Puncak Gede Pangrango, dan tempat-tempat lain yang mungkin temen-temen jauh lebih tau dari pada saya. Indonesia sendiri punya berbagai macam jenis edelweiss. Mulai dari yang putih sampai yang kuning, mulai dari yang semak sampai yang setinggi rambutan.

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih