Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

Pada Diskusi Kebenaran Itu, Aku

Berapa lama waktu dibutuhkan untuk seseorang bisa berpengaruh dalam hidupmu? Setahun kah? Atau lebih lama lagi? Aku mengenal seorang pria yang hanya dalam hitungan hari mampu menarik atensiku pada seluruh omongannya. Seluruh pemikirannya. Sebagai gadis keras kepala yang dibesarkan dalam keluarga penjunjung tinggi kemerdekaan berpendapat, aku jelas tak begitu saja setuju pada apa yang dia bicarakan. Tapi, bahkan ketika kami tak sepakat, aku tak bisa tak memberikan seluruh atensiku untuk mendengarnya. Karena... segala sesuatu dalam kepalanya entah kenapa selalu menarik. Dia seperti ayahku. Hampir seperti ayahku. Menghadapinya seolah kutemukan sosok ayah baru. Ketika begitu banyak orang meributkan tentang apa yang benar dan apa yang salah, dia mengajarkanku untuk tidak mendebat. Kita diberi dua telinga dan satu mulut untuk lebih banyak mendengar dari pada bicara, seperti kata pepatah. "Lebih seringlah jadi pengamat," katanya. "Lantas lakuk

Energienergi

Dan karena bumi hanya energienergi, aku percaya tak ada sia-sia. Bukankah fisika punya teori bahwa energi tak hilang? Pun tak habis? Dia berpindah. Atau berubah. Kalau selain Tuhan ada lagi yang bisa abadi; kusebut energienergi kekal. Pum kita manusia; energienergi. Meski bisa mati, kita abadi. Kita adalah apa yang kita beri. Kita mendapat apa yang kita beri. Kita menjelma apa yang kita beri. Kita tak hilang. Kita tak habis. Kita hanya berpindah. Hanya berubah. Kita abadi, meski setelah mati. Jakarta, 11 Maret 2016 Dien Ihsani