Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2013

Buaya Darat #2

Oke, setelah di postingan sebelumnya dibahas sejarah dari buaya darat, aku mau share kalau aku tadi menemukan hewan lain yang lebih layak untuk mengistilahkan pria-hidung-belang. Jadi tadi aku lagi nonton Kompas TV yang soal hewan-hewan gitu kan (lupa judulnya haha), dibahasnya tentang kehidupan cheetah di sana. Kayaknya cheetah lebih bisa menganalogikan kasus ini deh. Sumber: Dokumen Istimewa Jadi cheetah betina hidup bersama anak-anaknya sampai si anak-anak ini bisa bertahan hidup sendiri. Dalam koloni cheetah, betina yang memegang peran membesarkan anak-anak. Mulai dari memberi makan, mengajari cara berburu, bahkan melindungi anak-anak dari serangan predator lain. Lah sementara di bapak cheetah hidup sendiri atau berkoloni dengan beberapa teman prianya. Mereka berburu untuk dimakan sendiri. Kesehariannya hanya berkeliling menandai wilayah kekuasaan, berjaga kalau ada penyusup datang, dan mencari betina kalau musim kawin datang. Heleh -_- Malah beberapa jantan sering

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih

Open Mic Pertama

Pengalaman pertama open mic. Hari ini, di Garkul Shake & Steak, Muntilan, berkat Komunitas Stand Up Comedy Muntilan rintisan guru SD-ku. Itu open mic #2 buat SUC muntilan, but my first time. Rasanya? Aneh. Haha Gimana nggak aneh ya. Biasanya kan kalau maju di depan umum tuh gimana caranya biar nggak diketawain, lha ini maju sengaja buat diketawain. Aneh kan? Justru awkward moment banget kalau sama sekali nggak diketawain. Ini intermezzo aja sih. Kata mas-mas sebut saja "Widodo" yang notabene senior saya, open mic itu bukan untuk diketawain. Kita melakukan stand up comedy untuk mencurahkan apa yang mengganggu pikiran kita. Jadi niatnya tuh harusnya bukan untuk ngelucu. Diketawain tuh urusan nanti, yang penting lega. Hampir kayak menulis ya. BTT, 15-12-13 Dien Ihsani

Mengejar Entah-Apa

Aku nggak tahu cuma perasaanku atau emang bener, belakangan makin banyak orang yang terburu-buru. Entah apa yang dikejar aku tidak tahu. Terutama di jalanan. Seolah tiap pengguna harus menjelma liar biar kebagian jalan. pembantu polisi yang sering membantu mobil menyeberang di persimpangan-persimpangan, security , tukang parkir, bahkan polisi zaman sekarang sudah jarang sekali peluitnya didengarkan. Jangankan cuma melambai tangan di pinggir jalan, sudah ke tengah jalan sambil melambaikan tanda berhenti saja masih saja ada yang nerobos kok. Padahal kendaraan yang mau nyebrang udah sampai tengah. Kalau berhenti pun paling cuma butuh beberapa detik doang. Istilah jalannya, itu kendaraan yang mau nyebrang udah masuk duluan. Ada gitu aku pernah lihat motor yang kayak gitu. Nikungnya sampai ambil jalur tetangga sebelah. Mana dengan tidak tahu dirinya masih sambil klakson berkali-kali lagi. Apa ini ya yang istilahnya maling teriak maling? Kadang-kadang tuh rasanya kasihan lihat pembant