Tidak ada orang tua yang tidak bahagia menyambut kelahiran bayinya. Pun aku pribadi dan teman-teman di Perdu. Senang rasanya melihat binar di mata-mata mereka. Bayi ini anak pertama kami. Namanya Penumbra. Sebuah antologi 10 cerpen terbaik lomba bertajuk "Mari Berbagi, Mari Mengispirasi" yang kami adakan lebih dari setahun lalu. Sebuah buku yang belum bisa disebut master piece , tapi adalah buah dari kerja keras. Penumbra secara wujud untuk dibagi memang hanya sebuah buku hasil cetakan penerbit indie. Namun ada begitu banyak cerita di baliknya. Cerita yang mungkin lebih panjang dari pada isi buku itu sendiri. Ada suka, duka, semangat, kegelisahan, keputusasaan, perjuangan, harapan, keringat, air mata, rasa lelah, dan masih banyak lagi tersimpan di balik sampulnya. Lebih dari sebuah antologi, aku pribadi melihat Penumbra sebagai titik di mana janji akan buah suatu usaha itu memang ada. Aku melihat sendiri bagaimana di tengah kesibukan, teman-teman kala itu menyempatkan di
Tulis, lalu pikirkan. Pikirkan, lalu suarakan. Ada proses menulis yang disimpan dan menulis yang disuarakan. Menulis adalah menuangkan hal yang kadang tidak mudah disuarakan.