Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

Andai Kala Itu

Andai kala itu kau bisa lebih sabar menungguku bersiap keluar, bisa lebih lama duduk dulu di beranda. Mungkin saat ini kita sedang berbincang bernaung bintang. Sambil menghitung lalulalang mobil merah atau hitam di jalanan remang. Yang lantas kita jadikan alasan tertawa jika mata kita salah membaca warna. Yang hampir selalu salah. Yang tetap kita tertawakan saat tak salah. Andai kala itu aku bisa sedikit lebih gegas menyambutmu, bisa lebih tegas membuka pintu. Mungkin saat ini kita sedang kelelahan sepulang pergi. Memilih channel televisi sambil menikmati aroma teh dan kopi. Yang selalu kita jadikan alasan untuk mendebat selera. Yang hampir semua beda. Yang tetap kita perdebatkan ketika sama. Namun kita justru memilih jalan yang sulit. Memutuskan sesekali saja bertemu di simpangan rumit. Saat kau bukan lagi pria yang duduk di berandaku, dan aku bukan lagi wanita yang bersiap menyambutmu. Jakarta, 27 Juni 2016 Dien Ihsani
Aku ternyata tidak siap melepas pergi sesuatu yang bahkan belum dimulai~ Aku ternyata tidak siap kehilangan sesuatu yang bahkan belum ada~

Kenapa Aku Kenapa

Ada hal-hal yang seharusnya tak perlu kutanya kenapa Tak perlu lantaran aku belum tentu siap dengan alasan Lantaran tak semua kebenaran bisa kupaksa jejal dalam logikaku yang dangkal. Ada hal-hal yang seharusnya tak perlu kutanya kenapa. Seperti ingin tahumu soal kabar kau sekarang. Kenapa tak sekali pun kau hampiri aku sementara hadir dalam mimpi orang-orang? Apa aku tak cukup rindu? Apa aku tak terlalu ingat kamu? Apa karena yang hadir antara kau dan aku memang kadung hanya beku? Ah, aku lupa. Jika saat ada pun rasamu seperti tiada, Lantas kenapa kau harus berasa ada setelah benar-benar tiada? Ah, sial. Kenapa pula aku malah tanya kenapa. Jakarta, 23 Juni 2016 Dien Ihsani

Kehilangan Mengajarkanku Bahwa

Kehilangan mengajarkanku bahwa.. ..di dunia ini tak ada yang selamanya bertahan. Pun tak ada yang selamanya bisa dipertahankan. Kehilangan mengajarkanku bahwa... ...waktu tak selalu menyembuhkan. Tak sanggup menangguhkan. Pun tak selalu membiasakan. Karena nyatanya berkali-kali kehilangan tak lantas membuatku terbiasa, tak lantas membuat siapa pun melupakan rasa sakitnya, pun tak hilang takutnya. Jakarta, 16 Juni 2016 Dien Ihsani

Aku Rindu Aku

Satu, dua..lima..banyak. Entah berapa detak kulewat tanpa euforia katakata. Puisi lantas menjadi asing. Menjadi sekedar rangkaian bising. Mungkin lantaran logika kadung lama menuntut aku. Kadung candu. Atau.. Mungkin lantaran bekuku tak lagi ada yang mengadu. Hingga aku kembali menjadi aku yang berhati kaku. Aku rindu aku. Aku mungkin juga agak rindu kamu. Jakarta, 12 Juni 2016 Dien Ihsani