Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2010
Kadang aku merasa hidup makin lama makin aneh saja. Saat ada hasrat aneh menjalar dalam dadaku tiap kali melihat sepasang manusia yang tengah menggetarkan dawai rasa mereka. Seperti itu aku ingin dia ada. Aku merindu tanpa sepengetahuannya. Mungkin itu dosa atau apa. Tapi rindu ini tak pernah habis kubagi. Gerogoti hati yang kusisakan secara pasti. Tuhan... Aku ingin berjalan maju. Bagaimana bisa jika hatiku tertinggal di masa lalu? Sekali ini bukakan mataku. Ada seseorang di sana menungguku bangun. Bagaimana bisa kulukai orang itu demi sesuatu di masa lalu? Dosakah aku? dalam dilema rasanya yang membelenggu. Aku ingin mencintainya setulus yang dia pinta. Aku ingin menjaganya seperti yang dia lakukan untukku. Aku ingin melihatnya tertawa bahagia. Aku ingin di sisinya hingga habis waktuku. Menyambut uluran tangannya.. Tapi bagaimana bisa jika hatiku tertinggal jauh di masa lalu??? Aiiudien, 19102010

Bersamamu semalam tadi

Semalam, Angin di luar sana membahana. Langit ramai oleh pestanya. Kotaku gelap mempesona. Siapa peduli? Hatiku toh asyik dengan gelegarnya sendiri. Tersenyum oleh rasa yang tak pernah bisa kumengerti. Saat untaian katamu membuncahkan emosiku, aku tergugu. Tertawa ragu. Ini bukan kamu yang biasanya.. bukan ini. Entah mana yang asli, siapa peduli.. Aku toh menikmati tertawa bersamamu semalam tadi. Hatiku sibuk dengan gejolaknya sendiri. Tak peduli rintik yang mulai bertubi-tubi menghantam teras kamarku, Aku menikmati tertawa bersamamu. Kau yang itu, Dirimu yang semalam kau perlihatkan padaku. Meski tak pernah terjadi saat kita benar-benar bertemu, sesuatu dalam untaian katamu membuatku memandangmu berbeda. Bukan kamu yang biasanya. Akankah hari ini aku terbangun dari mimpi dan menemukan dinginmu lagi?? Siapa peduli? Toh aku menikmati dirimu semalam tadi. Pun tak kupungkiri, ingin kutahan dirimu yang itu pergi. Karena pesta hatiku mulai terasa lain. Kau yang membuatnya.. Tertawa bersamam

Tuhan.... aku salah sangka

Saat hatiku terlena oleh bisik egoku. Dunia pernah terasa terhenti dalam hampa. Terjebak.. Aku membencinya, semuanya. Mataku buta melihatnya. Hanya hitamnya tampak begitu nyata. Aku membencinya, semuanya. Saat tiba waktunya egoku lelah bersuara. Aku terpana. Bukan oleh pesonanya. Aku tepana oleh diam hatiku. Hening.. Tuhan… Aku salah sangka. Aku terlanjur membencinya. Aku terlanjur berkata di belakangnya. Dan kini.. Saat mataku terbuka, aku terlanjur menutup hatiku darinya. Janggal rasanya jika harus kubuka tiba-tiba. Tuhan… Ampuni aku. Tak sanggup aku meminta maaf darinya. Karena aku membenci tanpa sepengetahuannya. Ternyata aku salah sangka. Aku salah menilainya. Aiiudien, 06102010