enam, sembilan, dua belas.. entah berapa angka nol berbaris di nominal rekeningmu bangga tentu kau bebas tunjukkan taring kuasamu.. tapi, tapis mana mampu halangi debu? jarus maut merenggut apa yang kau jaga Dia punya kuasa, kau bisa apa?? seketika kabut baja memisahkanmu dari dunia kau lihat dia? wanita cantik itu.. istrimu. lihat mereka? bocah mungil itu.. anakmu. tangis mereka tumpah melepasmu. kau, di dipan barumu. bukan lagi ranjang beludru.. dalam balut kain kasarmu, bukan lagi sutera koleksimu.. kau lihat itu?? kilau yang kau kumpulkan satu-satu.. kau rampas dari sekitarmu. lihat mereka tertawa mengejekmu. kau lihat itu? kerumunan ibu-ibu, tetanggamu, rakyatmu, berbisik mendendangkan busukmu. Dalam haru biru anak istrimu, tak seorang pun tergerak membantu.. kau dan keangkuhanmu. menyublim. menguap begitu tanah itu menghimpitmu. dua malaikat itu menemuimu.. apa yang akan kau katakan pada mereka? akahkah kau suap mereka seperti kau suap mulut kebenar
Tulis, lalu pikirkan. Pikirkan, lalu suarakan. Ada proses menulis yang disimpan dan menulis yang disuarakan. Menulis adalah menuangkan hal yang kadang tidak mudah disuarakan.