Skip to main content

Tenggat Waktu

Katanya, satu-satunya hal yang abadi adalah ketidak-abadian. Segala sesuatu akan berhenti begitu sampai pada batas waktu yang ditentukan. Soal waktu, apa pernah mengusikmu? Karena persoalan itu kadang mengusikku. Bahkan kadang, tiap kali bertemu dengan sesuatu, yang pertama kutanyakan adalah sampai kapan. Dan lucunya, sering tak kutemukan jawaban hanya untuk pertanyaan sesederhana kapan. Kadang itu membuatku ketakutan. Apa yang lebih menakutkan dari hal-hal yang tak sanggup kita perkirakan? Kamu pernah memikirkannya? Aku pernah.

Ah, tapi bukankah hidup ini memang hanya serangkaian adaptasi tanpa henti-henti? Datang, menyesuaikan diri, merasa nyaman, lantas pergi. Bukankah selalu begitu sejak kita hanya seonggok daging yang akan tumbuh menjadi janin?

Bukankah sudah berkali-kali kau temukan orang yang membuatmu merasa tak butuh siapa-siapa lagi, lalu waktu membawa kalian pada waktu perpisahan, kau sedih, dia sedih, kalian menjalin komunikasi seolah dengan begitu bisa menjadikan jarak bukan masalah, lalu pelan-pelan saling menarik diri begitu menemukan zona nyaman baru? Bukankah memang selalu begitu? Orang yang padanya kau selalu berlari akan berganti. Orang yang namanya selalu terlintas pertama kali tiap kau ingin bersandar, suatu saat akan pergi dan kau harus mencari sandaran lain.

Kita hanya memiliki dua tangan. Mencoba merengkuh semua yang ingin kita miliki hanya akan membuat genggaman kita lemah, lalu bubrah. Harus ada yang dilepaskan untuk menggapai yang lainnya. Setiap awal memerlukan akhir dulu. Persis seperti tiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru.

Kadang, saat kulewatkan waktu bersamamu, diam-diam aku bertanya sampai kapan tawa ini akan kita nikmati bersama. Sampai kapan kita saling menertawakan sebelum waktu membawa kita pada persimpangan. Sampai kapan kita bisa saling mengingat ketika ada hal konyol yang mendadak penting untuk dibagi. Sampai kapan kita bisa bertahan pada pijakan yang makin lama makin terasa tipis.

Jika sekarang saja rasanya mulai susah untuk menemukan satu waktu yang kita sama-sama tak disibukkan dengan dunia masing-masing, bagaimana dengan sebulan lagi? Setahun lagi?

Kadang, belum-belum aku sudah merindukanmu. Namun segalanya memang harus berubah. Memang harus begitu. Aku bisa apa? Perpisahan kita sudah di depan mata, meski kadang berusaha kita anggap tak ada. Dan anehnya, berkali kehilangan tak pernah membuatku merasa terbiasa. Berkali harus beradaptasi dengan dunia yang baru tak lantas membuatku tak lagi ketakutan. Bagaimana jika di duniaku yang baru, tak kutemukan tempat untuk sejenak melarikan diri dari dunia? Bagaimana jika di duniaku yang baru, tak kutemukan teman untuk menertawakan kehidupan? Aku harus kemana jika ada hal konyol yang ingin aku ceritakan? Aku harus mengajak siapa jika ada hal bodoh yang ingin aku lakukan?

Dunia memang semakin canggih. Perpisahan bukan berarti kita tak lagi bisa berkomunikasi. Memang masih ada banyak jalan untuk berbagi. Namun aku sepenuhnya sadar. Betapapun kita mencoba untuk seolah-olah masih saling ada, ini tentang jarak.

Ah, sudahlah. Bagaimana pun, aku harap kita akan sama-sama bahagia di tempat kita yang baru. Kita akan tetap saling mengingat kan meski nanti dunia kita membuat kita terlalu sibuk dengan diri sendiri? Kita tidak akan berhenti saling peduli, kan? Kalau begitu, berbahagialah. Hadapilah dunia baru dengan berani :)

Borobudur, 26 Desember 2014

Comments

Paling Banyak Dibaca

Ketika Wanita Jatuh Cinta... Kepada Sahabatnya

Apa yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta? Katanya cinta itu indah. Bahkan eek saja bisa berasa coklat buat orang yang lagi jatuh cinta. Emmmmm... untuk yang satu ini aku menolak untuk berkomentar deh. Bagiku eek tetaplah eek dan coklat tetaplah coklat. Namun jatuh cinta pada sahabat? Beberapa orang bilang bahwa jatuh cinta paling indah itu adalah jatuh cinta kepada sahabat. Terlebih jika gayung bersambut. Bagaimana tidak? Apa yang lebih indah dari pada mencintai orang yang kita tahu semua boroknya, paling dekat dengan kita, dan mengenal kita sama baiknya dengan kita mengenal dia. You almost no need to learn any more . Adaptasinya enggak perlu lama. Namun tak sedikit yang bilang bahwa jatuh cinta pada sahabat itu menyakitkan. Gayung bersambut pun tak lantas membuat segalanya menjadi mudah. Terlebih yang bertepuk sebelah tangan. Akan ada banyak ketakutan-ketakutan yang tersimpan dari rasa yang diam-diam ada. Rasa takut kehilangan, takut saling menyakiti, takut hubungannya berak

Filosofi Cinta Edelweiss

Edelweiss Jawa ( Anaphalis javanica ). Siapa sih yang nggak kenal bunga satu ini? Minimal pernah denger namanya deh.. Edelweiss biasa tumbuh di puncak-puncak gunung. Di Indonesia misalnya, edelweiss bisa ditemukan di Puncak Semeru, Puncak Lawu, Puncak Gede Pangrango, dan tempat-tempat lain yang mungkin temen-temen jauh lebih tau dari pada saya. Indonesia sendiri punya berbagai macam jenis edelweiss. Mulai dari yang putih sampai yang kuning, mulai dari yang semak sampai yang setinggi rambutan.

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih