Skip to main content

Another Start

Ini mungkin postingan terakhir untuk label Tugas Akhir. 29 Oktober 2014, aku akhirnya sampai pada titik ini. Ketika aku harus bangun pagi dan berusaha dandan sendiri untuk menghadiri sebuah acara penting. Acara yang menggiringku ke gerbang dunia nyata :wisuda.
Hari itu membuatku mules. Kalau sebelumnya aku bisa sembunyi di balik statusku sebagai mahasiswa, sekarang aku harus segera mencari status baru untuk bisa dituliskan di biodata. Fuaaah!! Bismillah. Bagaimana pun, aku herus menghadapinya. Dan aku memilih menghadapinya dengan sebuah senyuman :)

Masuk (foto: Ibuk)

Sekeluarga (foto: mas-mas fotografer)

Terima kasih untuk membawaku sampai pada titik ini, Tuhan. Terima kasih atas kesempatan ini. Semoga aku bisa mempertanggungjawabkannya dengan baik dan benar.

Euforia wisuda itu cuma sebentar, tapi aku sangat menikmatinya. Orang diwisuda itu enggak boleh enggak bahagia. Kehidupan macam apa pun yang nanti akan aku hadapi, hari itu aku sangat bahagia. Bagaimana tidak? Hari itu.. cinta-cinta bertebaran. Dalam bentuk do'a, bunga, hadiah, senyuman, ucapan, semuanya. Rasanya kayak ngartis sehari. Haha.

Best selfie: Ipin, Ayu, Beni, Bundo (foto: Beni)
Big thanks for my partners in crime: Beni yang pagi-pagi ikutan rempong ke Soedarto dan jadi tukang foto seharian, Om Jin yang wisuda barengan (big five!), Bundo sama Tante yang katanya meh nggak dateng, Ijah yang beneran nggak dateng (-_-") tapi tetep urunan hadiah (hahaha), Tiyak atas telepon bisik-bisiknya dari kantor, Ipin buat bajunya yang kegedean (it's ok, warnanya tetep kece :D) dan ucapannya yang seolah aku orang gagal move on, Kakek dan Bos yang telat dateng terus nggak dapat jatah makan siang. Kalian memang sitimewa dan luar biasa. Semoga persahabatan kita nggak cuma sampai di sini ya, Guys. Di tengah kebahagiaan hari itu sebenarnya aku sedih membayangkan harus pisah sama kalian :'(

Oke, kalimat terakhir itu sebenarnya berlebihan. Haha


Right to left: Kakek, Ayu, Bundo, Bos (foto: Fani)
Selamat buat teman seperjuangan saat mencari syarat-syarat kelulusan: Lola, Dani, Riza, Gita, Om Jim, Diyan, dan 16 wisudawan-wisudawati matematika lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Selamat juga buat Ais, Vita, Putri, Bowo, Mas Munarso, Pipit, Maya, Yuyun, Vella, Pasha, Jojo, Yeni, Ofa dan semua yang juga wisuda di periode yang sama. Ciyeeee namanya tambah panjang. Semoga setelah melampaui gerbang ini, kita bisa menjadi sosok baru yang lebih tangguh lagi. Semoga kita akan menemui kebahagiaan-kebahagiaan macam ini lebih banyak lagi nanti. Segera. Perjuangan kita belum berakhir hari ini. Semangaaaaattt! #sambilngaca

Bersama Dani (foto: Beni)


Bersama Bowo (foto: Beni)

Kalimin, Bundo, Mas Munarso, Ayu (foto: Beni)
Makasih buat yang udah dateng: Fani yang udah jauh-jauh datang ke Semarang, anak-anak kosan ijo warna oren yang dengan baik hatinya menampung saya selama di Semarang, buat Fakhrul sama Anya dari Zambert yang ucapannya penuh modus, teman-teman Manunggal, Paserangers, 2010, matematika, Sigma, Cendol, teman-teman wisma yang nggak sengaja ketemu, teman-teman Pagosh dari Solo yang sampai sekarang aku masih belum tahu di Semarang dalam rangka apa. Haha
Makasih juga buat yang enggak dateng karena ada acara, lupa, atau aku yang lupa ngasih kabar. Haha. Maaf untuk ketidakpekaanku. Kalian harusnya sudah tahu kalau aku emang enggak peka dari dulu :p

Bersama Fani
Mantan wisma: Mbak Nita, Ayu, Mbak Ririn, temannya Mbak Nita sama Mbak Ririn :p (foto: Beni)

2010: Rahmad, Khafid, Om Jin, Bundo, Ayu, Tante, Desput (foto: Beni)

Cendol: Sarah, Ayu, Niesha

Paserangers: bersama Umi dan balon-balon pinjaman


Manungal: Ijah, Colcil, Ayu, Yuyun, Nina (foto: Bundo)

Manunggal: bersama Zulfa (foto: Josi)

Kos Ijo Warna Oren: Dut, Ayu, Dop, Tata

Pagosh: Ofa, Ayu, Puput, Riska (foto: Ipin)

Zambert: Anya, Ayu, Fakhrul

The last but not the least, uncounted thanks for my beloved angels. This one is for both of you. I will never be here without your "magical power". I do love both you, Buk, Pa. Meski aku nggak pernah bilang karena akan terdengar wagu kalau tiba-tiba aku ngomong begitu. Haha. Hari itu tidak lengkap tanpamu, Pa, tapi aku melewatinya dengan bahagia. Kami melewatinya dengan bahagia. Aku satu almamater lho sama Papa. Aku sarjana sains, apa yang dulu papa pengen tapi enggak kesampaian. Gimana? Anak gadismu ini masih pantas kau banggakan kan? :)

Foto heboh: Like daughter (pink) like mother (merah). Keep young, Buk. Keep strong :* (foto: Beni)

This is not the end. It's just another start to face another world. Selamat datang dunia nyataaaa. Saya siap. Ingat kata salah satu guru SD-ku: "Tidak perlu takut pada apa yang akan terjadi. Sukses hanya untuk mereka yang mau berjuang, dan selama ini kamu sudah menunjukkan bahwa kamu adalah seorang pejuang."

Saya akan menghadapinya, Pak! Doakan saya #semangat45

Latepost
Borobudur, 03 November 2014
Dien Ihsani

Comments

Paling Banyak Dibaca

Ketika Wanita Jatuh Cinta... Kepada Sahabatnya

Apa yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta? Katanya cinta itu indah. Bahkan eek saja bisa berasa coklat buat orang yang lagi jatuh cinta. Emmmmm... untuk yang satu ini aku menolak untuk berkomentar deh. Bagiku eek tetaplah eek dan coklat tetaplah coklat. Namun jatuh cinta pada sahabat? Beberapa orang bilang bahwa jatuh cinta paling indah itu adalah jatuh cinta kepada sahabat. Terlebih jika gayung bersambut. Bagaimana tidak? Apa yang lebih indah dari pada mencintai orang yang kita tahu semua boroknya, paling dekat dengan kita, dan mengenal kita sama baiknya dengan kita mengenal dia. You almost no need to learn any more . Adaptasinya enggak perlu lama. Namun tak sedikit yang bilang bahwa jatuh cinta pada sahabat itu menyakitkan. Gayung bersambut pun tak lantas membuat segalanya menjadi mudah. Terlebih yang bertepuk sebelah tangan. Akan ada banyak ketakutan-ketakutan yang tersimpan dari rasa yang diam-diam ada. Rasa takut kehilangan, takut saling menyakiti, takut hubungannya berak

Filosofi Cinta Edelweiss

Edelweiss Jawa ( Anaphalis javanica ). Siapa sih yang nggak kenal bunga satu ini? Minimal pernah denger namanya deh.. Edelweiss biasa tumbuh di puncak-puncak gunung. Di Indonesia misalnya, edelweiss bisa ditemukan di Puncak Semeru, Puncak Lawu, Puncak Gede Pangrango, dan tempat-tempat lain yang mungkin temen-temen jauh lebih tau dari pada saya. Indonesia sendiri punya berbagai macam jenis edelweiss. Mulai dari yang putih sampai yang kuning, mulai dari yang semak sampai yang setinggi rambutan.

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih