Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Mengebas

Aku mengapatis, mungkin. Tapi semua ini terlanjur melelahkan. Menjemukan. Ini mungkin pencerahan atau justru penyesatan aku tak tahu. Tak lagi mau tahu. Lelah aku dengan hatiku. Lalu kuputuskan untuk berlalu. Aku berhenti. Ini kalah, menyerah, atau justru kemenangan sejati, siapa peduli? aku hanya ingin lepas. bebas. Atau memasukkan diriku dalam belenggu lain yang lebih kebas? Tekadku membulat, mungkin. Setelah sekian kali kupikir bisa ternyata mentah lagi Kali ini apa akan berhasil? Entah dari mana datang pemikiran itu. pun dengan siapa pun tak sedang berbincang aku. Hatikukah? Tuhankah? Entahlah.. *Jauh sebelum aku benar meraih kebebasanku, ternyata aku pernah sebingung ini. Entah hari apa aku menulis ini, yang lalu kubiarkan teronggok di draft ku begitu saja. Pada akhirnya aku hanya harus menentukan pilihan, kan?

Apa aku sudah cukup berarti?

Menyeramkan, saat kusadari betapa kesendirian begitu menyenangkan. Menyeramkan, saat kusadari betapa kesendirian begitu menyakitkan. Rumit. Kesenangan yang menyakiti, tak kan sanggup kujelaskan dengan kata yang bisa kau mengerti. Kadang seolah aku terjebak dalam peti. Seolah waktu memberiku kuasa penuh untuk mencumbui diriku sendiri. Memberiku kesempatan merasakan hati yang selama ini kukira kebas. Memberiku kesadaran akan napas yang kadung kubiarkan lepas. Apa aku sudah cukup berarti? Kutengok perbekalanku :kosong, nyaris. Bagaimana aku bisa menyambut kesendirian mutlakku nanti? ketika akhirnya tiba waktuku berhenti :mati. Apa aku sudah cukup berarti? Perpus, 18.12.12 Dien ihsani

Tentang Kepemimpinan

Belajar dari apa yang salah seorang sahabatku ceritakan semalam. Adalah sesuatu yang wajar kalau kita mengatakan: menyatukan banyak kepala itu tidak mudah. Tidak mudah menahkodai sebuah kapal yang memuat penumpang-penumpang dengan berbagai macam kepentingan, berbagai macam misi, berbagai macam harapan, berbagai macam pandangan melalui satu jalan untuk mencapai satu tujuan. Pasti selalu ada persimpangan. Aku sendiri beberapa kali pernah mengalaminya. Bijak itu tidak sesederhana melafalkannya. Ada kalanya seorang pemimpin dihadapkan pada pilihan untuk menjaga keutuhan atau tujuan. Ketika di tengah jalan kita menemukan hal-hal yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, banyak kepala akan menghasilkan banyak pendapat. Bukan sesuatu yang selalu buruk memang artinya. Kadang hal

Tentang Perjuangan

Malam ini soal perjuangan. Bagaimana dia tidak bisa dinilai sekedar untung dan rugi. Tidak. Arti sebuah perjuangan tidak sesimpel memperhitungkan apa yang akan kita dapatkan pada akhirnya. Perjuangan apa? Kalau dalam KBBI off line yang ada di leptop saya sih perjuangan itu artinya  perkelahian (merebut sesuatu); peperangan. Jadi tidak salah kan kalau saya menyebut perjuangan itu ada banyak macamnya? Dan saya pernah membaca di suatu buku bahwa perjuangan terberat adalah perjuangan melawan diri sendiri. Benar. Back to the text. Bukan itu yang ingin saya bahas kali ini. Malam ini saya baru saja menyelesaikan tugas saya. Ya. Jam 01.18 pm waktu indonesia bagian hape saya ketika saya mulai mengetik tulisan ini *disambi membalas chat beberapa teman di fb*. Tugas apa sih yang membuat saya sampai harus lembur sampai jam segini? Maha penting sekali bukan? Tugas kuliah pasti? Bukan. FYI, saya bahkan hampir tidak pernah melakukan perjuangan segininya demi mengerjakan tugas kuliah. Saya buka

Aku menyayanginya, Tuhan

Kadang aku merindukannya, kadang saja. Tak tiap hari memang aku mengingatnya. Aku bahkan tak yakin pernah benar-benar mengingatnya dengan benar. Tapi entah kenapa kadang aku begitu merindukannya. Tiba-tiba. Seperti ada rongga yang ditinggal paksa, hampa. Menyakitkan. Dia, pria pertamaku. Yang padanya pernah kuhabiskan satu sore menunggu. Di bawah hujan, kedinginan, dulu, ribuan hari yang lalu. Ketika kaki pincangnya tak bisa menembus tanah basah. Lelah. Dia, pria pertamaku. Yang tanpanya hampir kuhabiskan masa kecilku. Berlarian. Menjadi biang keonaran. Dulu, belasan tahun yang lalu. Ketika kehadirannya tak pernah aku rasakan. Hilang. Aku menyayanginya, Tuhan. Kau tahu itu. Meski aku tak yakin pernah benar-benar mengenalnya, tapi dialah pria pertama yang kukagumi sedemikian rupa. Dia yang mengajariku menyelesaikan hidupku dengan caraku. Dia yang mengajariku mempertanggungjawabkan mimpiku. Meski tak bisa kuyakinkan diriku sendiri entah kenang tentangnya

Lebih dari sangat istimewa

Hari ini istimewa. Bahkan lebih dari sangat istimewa, entah apa itu namanya. Bukan hanya karena ini tanggal 17 Agustus yang berarti ini adalah hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Well, itu memang sebuah keistimewaan. Gimana enggak? Hari ini, 67 tahun lalu, negara kita resmi bertransformasi dari hanya sebuah negara menjadi sebuah negara merdeka. Oke, meski sampai sekarang selalu mencuat pertanyaan, apakah kita sudah benar-benar merdeka? Whatever.. Tanpa proklamasi kemerdekaan itu Indonesia toh belum tentu bisa tidak lebih buruk dari hari ini. 17 Agustus tetap layak disyukuri. Pencapaian yang layak dihargai. Bukan juga karena ini tanggal 27 Ramadhan yang berarti sebentar lagi lebaran. Entah kenapa 27 Ramadhan selalu kuanggap istimewa. Apa memang ada peristiwa sakral di hari itu yang aku lupa atau gimana, aku selalu menganggap 27 Ramadhan sebagai puncaknya bulan ramadhan. Ahaha. Ini hanya opini, bukan aku bermaksud membuat dalil sendiri. Bukan karena hari ini, 67 tahun yang lal

Jual Barang Antik NIh

Curhat dikit boleh yaa... (Beberapa sesi blog ku kali ini memang lagi curcol mode on) Papaku tuh punya banyak banget koleksi benda-benda antik, contohnya kayak dua makhluk di bawah ini : Asbak kulit kerang Guci Kalimantan Oke, mungkin ada yang bertanya dalam hati atau dengan "sopannya" berseru : "Terus? Penting gitu buat gue???" Mungkin enggak. Tapi ini penting buat aku. Karena aku kasihan sama dua benda antik itu dan kawan-kawannya. Sejak papa meninggal, tuh benda-benda macam itu nggak ada yang sanggup ngurus. Tadinya sih aku sama ibuku pengen sok mengabdi gitu menyimpan mereka sebagai kenang-kenangan. Just for your information yaa... papaku tuh pecinta benda antik dan beliau saayaaaaaang banget sama mereka. Sampai-sampai aku pernah mikir, kalau dari atas lemari aku jatuh bareng salah satu guci papa, papa bakal lebih antusias menyelamatkan sang guci lalu memarahi aku daripada sebaliknya. Yang anaknya tuh siapa coba?? ==" Tapi logis sih dip

Terjerat di Ranjang Mimpi

dok. istimewa Judul di atas boleh serius, tapi ini hanya curhatan eror yang mungkin tidak penting untuk dibaca. Jadi kalau kamu kebetulan menemukan postingan ini, kamu memang tidak wajib membacanya. Aku serius, duarius, darius, misterius, dan banyak-rius-rius lain ketika mengatakan tidak wajib. Kamu benar-benar tidak perlu membuang waktumu pun sebentar saja. Ahhh.. bukankah dunia ini punya lebih banyak kepentingan daripada sekedar mempedulikan cerita tak pentingku? Tapi kalau masih ada yang mau baca ya syukur deh.. siapa tahu kita mengalami hal yang sama *pasrah Oke, mulai ngelantur. Back to the text.. Belakangan ini kayaknya aku terlalu disibukkan sama kata sibuk itu sendiri. Sampai-sampai rasanya lamaaaaa banget tidak ada waktu untuk menjadi produktif. Ah, alasan kan? Klise sekali. Di dunia ini, siapa sih yang tidak mempunyai waktu? Karena cuma waktu yang pernah benar-benar manusia miliki. Bahkan orang yang tidak punya apa-apa pun selalu mempunyai waktu kan selama dia hidup?

Topeng Purba Bergembira

        Selasa lalu, 26 Februari 2012, sekitar pukul 20.00 WIB lebih banyak (biasa lah timing ala Indonesia), aku berkesempatan nonton Topeng Purba, Topeng Irengnya Kurahan. Topeng ireng ini biasa juga dikenal dengan dayakan. Ada yang belum mengenal apa itu dayakan? Oke. Check this out! Dayakan adalah tarian tradisional asli wilayah Magelang dimana para penarinya menggunakan riasan ala-ala suku Indian dengan krincingan di kakinya. Tapi kenapa dipanggil dayak (atau kalau lidah orang jawa menyebutnya ndayak) yang identik dengan nama suku di Kalimantan Tengah, yang ternyata dandanannya sama sekali tidak mirik topeng ireng? Usut punya usut pakaian yang digunakan para penari dayakan ini mirip sama pakaiannya orang Dayak. Biasanya sih serangakaian topeng ireng tidak hanya terdiri para dayaknya saja; ada monolan, yang memperagakan adegan-adegan lucu; kewan (jawa : hewan) dimana para penarinya menggunakan kostum hewan dan menari sesuai dengan gerakan hewannya, terus biasanya ak

Wayang, Keajaiban yang Hampir Hilang

Pernah mendengar kata wayang? Hampir semuanya pasti pernah. Tapi.. pernah menonton pagelaran wayang? Mungkin tak sampai 60 persen pemuda Indonesia menjawab pernah. Membosankan, katanya. Ada juga yang berdalih di daerahnya tak pernah diadadakan pagelaran wayang. Memang sih, jaman sekarang mah ndangdutan lebih asoy tentu saja daripada wayang. Bahkan, televisi nasional pun menjadwalkan program ini tengah malam. Acaranya nggak bonafit? Mungkin.. Nyatanya wayang baru tayang sekitar jam 12-an ketika rata-rata manusia normal sudah tertidur. Mengapa aku bilang normal? Karena aku punya beberapa teman nocturnal . Makhluk malam. Tapi apa yang mereka lakukan? Nonton wayang? Hah! Becanda.. tentu saja tidak.. Kalau ada game, ada film action, ada film hantu, kenapa harus memilih wayang sih? Ahh.. kalau berani jujur, pemuda yang ngeh sama cerita wayang paling beberapa doang. Kalau disensus nih ya, mungkin pemerintah harusnya lebih prihatin pada langkanya pemuda Indonesia yang mengerti wayang da