Sekarang aku tahu kenapa ibuku selalu mendoakan, "Semoga di sana digemateni, Nduk ," tiap kali aku pamitan mau menetap di suatu tempat baru. (Digemateni: disayangi, dirawat. jawa) Karena memang menyenangkan ketika banyak orang yang memerhatikan kita. Banyak yang menanyakan, "Sudah makan belum?" di siang hari saat kita melakukan sesuatu maupun sedang enggak ngapa-ngapain itu rasanya kece. Di sini aku kayak punya banyak om dan tante baru. Hahaha. Meski kadang dimanipulasi untuk mengantar surat-surat keluar, aku suka kok. Aku jadi bisa jalan-jalan keliling kantor. Ngeceng, siapa tahu ada vitamin A gratis di jalan *dzeg! Daripada bengong nggak tahu mau ngapain pas orang-orang kelimpungan sama tugasnya masing-masing kan ya. Namanya juga anak lapangan. Paling nggak bisa kalau disuruh nggak ngapa-ngapain. Duduk diam itu menyebalkan. Mending tidur kan kalau sama-sama harus diam. Haha. Aku jadi punya rencana untuk mendoakan hal yang sama ke anakku kelak. Kayak ibuku
Tulis, lalu pikirkan. Pikirkan, lalu suarakan. Ada proses menulis yang disimpan dan menulis yang disuarakan. Menulis adalah menuangkan hal yang kadang tidak mudah disuarakan.