Di warnet lagi. Iya, setelah sekian juta tahun lamanya tak menyentuh tempat ini. Haha. Gara-gara mau ngirim puluhan sertifikat online yang mustahil dikirim pake modem. Tempat ini salah satu saksi bisu bahwa everything has change . Semuanya berubah. Aku ingat dulu pernah ngenet di warnet itu perjamnya bisa sampai 5ribuan. Waktu itu kalau nggak salah aku masih SMP. Entah berapa kali aku mampir warnet dulu sepulang sekolah. Baru ada satu warnet di dekat sekolahku waktu itu. Biasanya aku sama teman-temanku menghabiskan sisa uang jajan di sana buat mainan friendster dan mIRC. Masih pakai nama alay macam cewex_kyut dan sebangsanya. Hahaha. Konyol. Tak butuh waktu lama hingga tempat macam "syurga-dunia-kala-itu" menjamur dimana-mana. Beberapa tahun kemudian bahkan mulai banting harga saking banyaknya saingan. Ada warnet yang sampai pasang harga hingga 2.500 perak saja. Apalagi setelah muncul hape yang menyediakan layanan internet. Sampai SMA aku masih sering ke warnet buat
Tulis, lalu pikirkan. Pikirkan, lalu suarakan. Ada proses menulis yang disimpan dan menulis yang disuarakan. Menulis adalah menuangkan hal yang kadang tidak mudah disuarakan.