Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Primadona yang Ditinggal Penggemarnya

Di warnet lagi. Iya, setelah sekian juta tahun lamanya tak menyentuh tempat ini. Haha. Gara-gara mau ngirim puluhan sertifikat online yang mustahil dikirim pake modem. Tempat ini salah satu saksi bisu bahwa everything has change . Semuanya berubah. Aku ingat dulu pernah ngenet di warnet itu perjamnya bisa sampai 5ribuan. Waktu itu kalau nggak salah aku masih SMP. Entah berapa kali aku mampir warnet dulu sepulang sekolah. Baru ada satu warnet di dekat sekolahku waktu itu. Biasanya aku sama teman-temanku menghabiskan sisa uang jajan di sana buat mainan friendster dan mIRC. Masih pakai nama alay macam cewex_kyut dan sebangsanya. Hahaha. Konyol. Tak butuh waktu lama hingga tempat macam "syurga-dunia-kala-itu" menjamur dimana-mana. Beberapa tahun kemudian bahkan mulai banting harga saking banyaknya saingan. Ada warnet yang sampai pasang harga hingga 2.500 perak saja. Apalagi setelah muncul hape yang menyediakan layanan internet. Sampai SMA aku masih sering ke warnet buat

Tumis Pakis Warung tak Bernama

Kalau suatu saat kamu berkesempatan pergi ke "Kota Ngapak" Purwokerto, mampirlah ke sebuah tempat makan yang kalau aku suka mengistilahkannya dengan: "kuliner magic ". Kenapa magic ? Seperti yang hampir semua orang tahu bahwa bisnis di bidang kuliner, selain harus punya amunisi untuk lidah, juga untuk hati. Nggak cuma makanan harus enak, tapi pelayanan juga harus kece.  That's why  pebisnis kuliner berlomba-lomba membuat desain interior aduhai, menciptakan mahakarya dengan menyulap atmosfer tempat makan dengan berbagai inovasi. Jor-joran memberikan great service . Tapi kuliner magic ini beda. Adalah sebuah warung sederhana berdinding papan yang didominasi warna hijau dan putih. Emmm.. aku sendiri sebenarnya agak ragu mengklarifikasikan tempat itu sebagai warung sih. Karena di sana sama sekali enggak ada papan namanya. Jadi aku nggak tahu apa nama warung makan itu. Nama penjualnya pun aku tak tahu. Aku bertaruh tak banyak yang tahu. Penjualnya adalah seor

Hukum Alam Pikiran

"Saya tidak tahu berbahasa Prancis, Inggris, dan Jerman, sayang! --adat sekali-kali tiada mengizinkan kami anak gadis tahu berbahasa asing banyak-banyak--kami tahu berbahasa Belanda saja, sudah melampaui garis namanya. Dengan seluruh jiwa saya, saya ingin pandai berbahasa yang lain-lain itu, bukan karena ingin akan pandai bercakap-cakap dalam bahasa itu, melainkan supaya dapat membaca buah pikiran penulis-penulis bangsa asing itu." 18 Agustus 1899 Surat R. A. Kartini kepada Nona Zeehandelaar Penggalan surat yang aku dapat dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang karya Armijn Pane yang sedang aku baca itu membuatku kepikiran sesuatu. Seperti biasanya, alam pikiran adalah alam dimana bebas itu bukan hanya omong kosong. Tak ada yang berhak melarang kita berpikir tanpa alasan, tak peduli bersih pun kotor. Benar. Kartini menguatkan pendapatku soal alam merdeka ini. Di masa itu, 1899, sekitar 114 tahun yang lalu, dimana wanita masih menjadi kaum-nomor-dua, pasti bukan hal mu