Skip to main content

Foto Keluarga

Foto keluarga. Sounds unimportant, eh? Apanya yang harus banget diobrolin coba dari foto keluarga?

Kan cuma foto sekeluarga sih. Iya. Cuma foto lengkap bapak, ibu, dan anak-anaknya. Biasanya dipajang di tempat-tempat istimewa atau ruangan yang banyak dilihat orang, semacam ruang tamu. Biasanya menampilkan wajah-wajah beraura riang. Tidak ada lagi bapak yang galak atau ibu yang cerewet atau sulung yang pemalas atau bungsu yang manja atau yang lainnya. Dalam foto itu, semua personil hanya tampak seperti sebuah keluarga. Hanya sebuah keluarga.

Pernah kepikiran nggak sih kalau ternyata banyak lho orang yang tidak punya foto keluarga. Iya. Bahkan masih banyak lho orang yang baru sadar kalau ternyata belum pernah foto lengkap sekeluarga. Padahal zaman ini, ketika Narcissus mungkin sedang bahagia di kuburnya, foto selalu menjadi sesi yang nyaris mustahil terlupakan.

Tapi foto lengkap orang serumah? I don't think so. Mungkin karena saking terbiasanya bersama kali ya. Biasanya orang baru kepikiran foto sekeluarga kalau pas ada acara penting macam wisudaan anaknya atau nikahan gitu. Lagi pula, kayaknya emang terlihat kurang kerjaan banget gitu kan kalau nglegakke ke studio foto serumah cuma buat bikin foto keluarga. Tapi.... kalau sama teman se-geng, pasangan, atau sahabat bisa nglegakke, kenapa sama keluarga enggak sih?

Mmmm... saranku sih kalau memang belum pernah foto lengkap sekeluarga, segeralah lakukan. Karena entah kita sadar atau enggak, foto keluarga itu hanya bisa dimiliki oleh mereka yang punya keluarga lho. Kita yang sehari-harinya di rumah dengan sebuah keluarga kadang lupa kalau di luar sana mungkin ada orang-orang yang pengen punya foto keluarga tapi tidak tahu harus berpose bersama siapa.

Aku sendiri punya keluarga (posisiku masih sebagai anak tentu saja). Tapi, mungkin salah satu yang tidak punya foto keluarga. Iya. Payah banget. Aku juga baru sadar waktu aku lihat salah satu temanku memajang foto keluarganya di meja kamar. Aku baru sadar kalau aku tidak punya benda macam itu! Selama ini aku kemana aja sih?

Itu menginspirasiku untuk membuat foto keluarga, suatu hari nanti kalau aku punya keluarga sendiri. Karena untuk saat ini, foto keluarga lengkap hanyalah sesuatu yang mustahil lagi aku buat. Tentu saja bukan foto keluarga lagi namanya kalau personilnya tidak lengkap kan ya. Takutnya kan ada kecemburuan sosial gitu kalau aku sebut foto keluarga, sementara ada yang tidak ada di sana. I'll never leave you, Pa. I'll never do.

Ahhh... sedih.

Karena mustahil membuat foto keluarga lengkap lagi sekarang, aku mencari-cari di album. Siapa tahu ada. Tapi di sebagian besar foto, yang aku temukan cuma aku, Iqbal, dan ibu. Aku baru sadar kalau papa selalu menjadi tukang foto tiap kali ambil gambar. Haish. Waktu itu belum musim selfie sih ya. Sayang sekali. Lagi pula, kenapa harus selalu papa sih yang tidak ada?

Hingga beberapa hari lalu, ketika aku beberes kamar dan tidak sengaja menemukan sebuah album foto lawas, aku mendapatkan dua buah benda yang sangat mengejutkan. Foto keluarga! Iyaaaaaaa... foto keluargaaa. Foto lengkap serumaaah. Iyaaaa... bahkan ada dua! Amazing banget karena aku baru sadar kalau ternyata aku punya.

Memang sih bukan foto studio yang kaminya cantik-cantik dan ganteng-ganteng karena udah dandan gitu. Tapi, Ya Allah, di foto ini lengkap sekeluarga lho! Tetep aja amaze banget buatku. Aku tidak tahu usiaku berapa ketika foto itu diambil. Dari wajahku yang masih unyu sih kayaknya sekitaran SD sampai awal SMP gitu.

Foto pertama adalah foto "keluarga besar" yang diambil di Pulau Kembang, Kalimantan Selatan. "Keluarga besar" karena di sana nggak cuma ada papa, ibu, Iqbal, dan aku. Di foto itu juga ada salah satu bulekku, lengkap dengan monyet-monyet Pulau Kembang yang mengerubungi kami. Banyak banget kan ya berarti personelnya kalau lantas aku bilang itu foto keluarga. Monyetnya aja mungkin ada belasan. Iya, jadi pulau kecil di tengah Sungai Barito ini memang terkenal dengan monyet-monyetnya. Seingatku sih waktu itu sebenarnya papa berencana pamer Pasar Terapung ke kami, tapi ternyata pasarnya sudah bubar. Jadilah papa mengajak kami menyeberang ke Pulau Kembang. Memang sih fotonya cuma kecil, sudah usang, dengan pengaturan warna yang terlalu terang. Mana aku sama Iqbal malah sibuk ngeliatin monyet-monyet alih-alih menghadap kamera.

Foto kedua beneran kayak foto keluarga. Cuma empat orang aja isinya. Lengkap serumah. Keluarga inti, bukan keluarga besar lagi. Di bawah pohon beringin tepi Green Canyon, kalau aku tidak salah ingat. Diambil ketika kami liburan ke Pangandaran. Waktu itu masih zaman pakai kamera kodak yang pakai roll film gitu. Fotonya jadi bagus atau enggak, baru bisa dilihat setelah dicetak. Entah kenapa yaaa selalu saja ada yang aneh kalau kami foto lengkap sekeluarga. Mungkin auranya salah kali ya. Haha. Foto yang ini hampir separuh warnanya jadi sephia-sephia nggak jelas kayak ada matahari terbenam di sebelah kami gitu. Separuh "kobong" katanya.

Ukurannya cuma kecil-kecil. Satunya 4R, satunya malah cuma persegi hasil kamera polaroid gitu. Keduanya tidak menyisakan file digital maupun negative-nya. Jadi kalau mau memperbesar, harus scanning dengan hasil yang mungkin nggak bisa lebih baik dari aslinya. Ah, tapi terserah lah. Pada akhirnya toh aku termasuk dalam golongan orang yang punya foto keluarga. Iyaaaa. Akhirnya aku punya foto keluarga, Saudarasaudara! Subhanallaah. Thanks God for this pleasure :)

Jadi, tunggu apa lagi untuk berpose bersama seisi rumah lalu memajangnya di ruang tamu? Aku aja pengen. Andai masih bisa..

Borobudur, 08 September 2014
Dien Ihsani

Comments

Paling Banyak Dibaca

Ketika Wanita Jatuh Cinta... Kepada Sahabatnya

Apa yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta? Katanya cinta itu indah. Bahkan eek saja bisa berasa coklat buat orang yang lagi jatuh cinta. Emmmmm... untuk yang satu ini aku menolak untuk berkomentar deh. Bagiku eek tetaplah eek dan coklat tetaplah coklat. Namun jatuh cinta pada sahabat? Beberapa orang bilang bahwa jatuh cinta paling indah itu adalah jatuh cinta kepada sahabat. Terlebih jika gayung bersambut. Bagaimana tidak? Apa yang lebih indah dari pada mencintai orang yang kita tahu semua boroknya, paling dekat dengan kita, dan mengenal kita sama baiknya dengan kita mengenal dia. You almost no need to learn any more . Adaptasinya enggak perlu lama. Namun tak sedikit yang bilang bahwa jatuh cinta pada sahabat itu menyakitkan. Gayung bersambut pun tak lantas membuat segalanya menjadi mudah. Terlebih yang bertepuk sebelah tangan. Akan ada banyak ketakutan-ketakutan yang tersimpan dari rasa yang diam-diam ada. Rasa takut kehilangan, takut saling menyakiti, takut hubungannya berak

Filosofi Cinta Edelweiss

Edelweiss Jawa ( Anaphalis javanica ). Siapa sih yang nggak kenal bunga satu ini? Minimal pernah denger namanya deh.. Edelweiss biasa tumbuh di puncak-puncak gunung. Di Indonesia misalnya, edelweiss bisa ditemukan di Puncak Semeru, Puncak Lawu, Puncak Gede Pangrango, dan tempat-tempat lain yang mungkin temen-temen jauh lebih tau dari pada saya. Indonesia sendiri punya berbagai macam jenis edelweiss. Mulai dari yang putih sampai yang kuning, mulai dari yang semak sampai yang setinggi rambutan.

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih