Skip to main content

Begini Kira-Kira Kami Mengartikan Perpisahan, Wahai Para Pria "Minggatan"

Aku sepertinya mulai mengerti kenapa pria suka "minggat". Iya, minggat. Pergi tanpa pamit itu, namanya minggat kan?

Jadi aku kenal beberapa teman pria yang entah kenapa, lebih suka pergi diam-diam. Mereka bilang perpisahan itu rempong. Bahkan perpisahan sama orang yang paling dekat sekali pun. Pamitan itu ya cukup sama orang tua aja. Makanya enggak ada angin enggak ada hujan, tiba-tiba mereka juga udah enggak ada aja. Udah hilang entah di mana.

Temanku ada yang beberapa waktu lalu menggemparkan dunia persilatan karena dia mendadak pindah, tanpa ada yang benar-benar tahu ke mana. Aku yang diketahui sebagai salah satu orang terdekatnya menjadi sasaran cecaran pertanyaan, yang hanya bisa aku jawab dengan pertanyaan juga. Aku cuma tahu dia mau pergi, tapi dia sama sekali enggak bilang kapan dan tepatnya ke mana. Aku bahkan baru tahu kalau dia sudah benar-benar pergi ketika orang-orang tanya.

Lalu aku mulai menyadari kalau dia "minggat" ketika yang tanya sama aku adalah salah satu teman dekat kami juga.

Belakangan dia baru cerita kalau dia emang enggak bilang ke siapa-siapa. Dia baru cerita dia pindah ke mana. Dia baru bilang sekarang dia kerja di mana. Katanya, dia enggak mau pergi membawa beban. Dia bahkan bilang kalau dia baru kasih kabar ke cewek yang notabene adalah gebetannya kalau dia pindah, setelah dia sampai di tempat tujuan.

Katanya, enggak enak kalau pergi tapi ada yang nggondeli. Enggak enak kalau pergi sambil dilepas sama tampang sedih yang bilang enggak papa tapi jelas kelihatan enggak rela. Rasanya aneh aja cuma mau pergi, harus pake rame kayak orang mau naik haji. Terlebih kalau sampai ada air mata. Ya tahu lah ya namanya wanita melepas pria yang dia suka itu kayak gimana.

Di satu sisi, aku emang mengerti kenapa dia memilih pergi dengan tenang. Kalau ada yang enggak rela sama kepergiannya pun, dia toh enggak harus melihat. Jadi bebannya enggak ada. Ah, tapi ini bocah agak GR juga sih kalau dipikir-pikir. Kalau memang itu alasannya, minggatnya cukup dari gebetan dia itu aja kan? Lha emangnya kalau aku sama teman-temannya yang lain juga bakal melepas dia dengan air mata? -_-

Kami kayaknya cuma bakal minta traktiran perpisahan deh. Eh, apa itu juga sudah dia pertimbangkan ya? Dia sebenarnya lari juga dari todongan teman-temannya. Haha.

Duh, OOT.

Jadi gini. Kayak yang aku bilang tadi, di satu sisi aku mengerti. Tapi di sisi lain, apa dia enggak mikir ya kalau buat si wanita (baca: gebetannya), kehilangan tiba-tiba itu jauh lebih nyesek dari perpisahan? Seriusan. Anggaplah benar akan ada air mata (meski menurutku bagian ini berlebihan sih. Haha), percayalah bahwa air mata itu cuma wujud keterharuan aja. Air mata itu cuma kayak air mata lain kalau kami lagi nonton film sendu. Jadi kalian para pria sebenarnya enggak perlu merasa bertanggung jawab untuk itu.

Percayalah bahwa perpisahan yang menyedihkan itu jauh lebih baik bagi kami dari pada kehilangan mendadak yang tiba-tiba kamu enggak ada. Perpisahan itu kelihatan sepele, tapi kayak batu loncatan buat kami untuk mempersiapkan diri kehilangan. Perpisahan itu macam memberi kami waktu untuk menikmati kebersamaan dengan sebaik-baiknya, sebagai cadangan buat nanti kalau kita udah susah ketemu.

Setidaknya, biar kami punya jawaban kalau suatu kali ada yang tanya kamu ke mana. Karena mendapat predikat sebagai orang terdekat (mau itu teman, saudara, sahabat, gebetan, pacar) adalah sebuah tanggung jawab tersendiri. Rasanya aneh kan kalau dianggap dekat tapi ternyata enggak tahu apa-apa pas ditanya?

Atau setidaknya, biar kami bisa dapat makan gratisan lah #dzeg!!
Haha

Borobudur, 02 Februari 2015
Dien Ihsani

Comments

Paling Banyak Dibaca

Ketika Wanita Jatuh Cinta... Kepada Sahabatnya

Apa yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta? Katanya cinta itu indah. Bahkan eek saja bisa berasa coklat buat orang yang lagi jatuh cinta. Emmmmm... untuk yang satu ini aku menolak untuk berkomentar deh. Bagiku eek tetaplah eek dan coklat tetaplah coklat. Namun jatuh cinta pada sahabat? Beberapa orang bilang bahwa jatuh cinta paling indah itu adalah jatuh cinta kepada sahabat. Terlebih jika gayung bersambut. Bagaimana tidak? Apa yang lebih indah dari pada mencintai orang yang kita tahu semua boroknya, paling dekat dengan kita, dan mengenal kita sama baiknya dengan kita mengenal dia. You almost no need to learn any more . Adaptasinya enggak perlu lama. Namun tak sedikit yang bilang bahwa jatuh cinta pada sahabat itu menyakitkan. Gayung bersambut pun tak lantas membuat segalanya menjadi mudah. Terlebih yang bertepuk sebelah tangan. Akan ada banyak ketakutan-ketakutan yang tersimpan dari rasa yang diam-diam ada. Rasa takut kehilangan, takut saling menyakiti, takut hubungannya berak

Filosofi Cinta Edelweiss

Edelweiss Jawa ( Anaphalis javanica ). Siapa sih yang nggak kenal bunga satu ini? Minimal pernah denger namanya deh.. Edelweiss biasa tumbuh di puncak-puncak gunung. Di Indonesia misalnya, edelweiss bisa ditemukan di Puncak Semeru, Puncak Lawu, Puncak Gede Pangrango, dan tempat-tempat lain yang mungkin temen-temen jauh lebih tau dari pada saya. Indonesia sendiri punya berbagai macam jenis edelweiss. Mulai dari yang putih sampai yang kuning, mulai dari yang semak sampai yang setinggi rambutan.

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih