Aku lelah mengeja katakata yang kau umbar hingga hambar.
Menyulap salah terlihat benar.
Di antara belukar ini aku dicekoki dasar negara.
Didendang lagulagu bangsa.
Dipaksa hormati sang saka tanpa tahu kenapa.
Sementara dia hanya diam di ujung tiang bendera.
Kibarnya tak lagi cukup tinggi
terhalang cakar-cakar langit yang mencengkeram tanah pribumi.
Sementara suara Bung Tomo yang dulu cumbui sudutsudut negeri
pun getari sendisendi hati
kini berputar saja di kakikaki gedung tinggi tuan-tuan berdasi.
Mendengung bersama suara bising rakyat
yang dipaksa bungkam tapi membangkang.
Lalu dibiarkan saling teriak tanpa sedikitpun didengar.
Bangsaku hambar.
Menyulap salah terlihat benar.
Di antara belukar ini aku dicekoki dasar negara.
Didendang lagulagu bangsa.
Dipaksa hormati sang saka tanpa tahu kenapa.
Sementara dia hanya diam di ujung tiang bendera.
Kibarnya tak lagi cukup tinggi
terhalang cakar-cakar langit yang mencengkeram tanah pribumi.
Sementara suara Bung Tomo yang dulu cumbui sudutsudut negeri
pun getari sendisendi hati
kini berputar saja di kakikaki gedung tinggi tuan-tuan berdasi.
Mendengung bersama suara bising rakyat
yang dipaksa bungkam tapi membangkang.
Lalu dibiarkan saling teriak tanpa sedikitpun didengar.
Bangsaku hambar.
E101, 02 April 2013
Dien Ihsani
Comments
Post a Comment
Semua di sini adalah opini. Let's discuss!