Skip to main content

Berdamai dengan Sikap Tak Menyenangkan

Apa aku udah bilang kalau aku udah mulai PKL? Jum'at ini hari ketiga aku menjalankan misi suci itu. Setelah semua perjuangan yang menguras air mata *halah* itu, rasanya amazing bisa duduk di ruangan ber-AC yang ada papan "Kasubag Program" menggantung di depan pintu.

Yang aku rasakan pertama adalah lega.

Yang kedua bingung.

Yang ketiga senang.

Lalu ketiganya menjadi sebuah rasa syukur yang dalam. Setelah semua yang aku lalui, gila kali ya kalau aku enggak mensyukuri ini?

Terlebih di sana menyenangkan. Aku mendapatkan keluarga yang ramah dan baik. Jadi enggak begitu kerasa sendiriannya. Haha. Tim program ada sembilan orang. Aku yang kesepuluh. Boleh nggak sih aku sebut diriku penggenap? *Dzeg! Hahaha*

Kali ini bukan PKL-nya yang akan aku ceritakan. Di sana menyenangkan. Itu saja. Lebih dari itu, tadi ada sebuah pelajaran yang mendadak aku sadari.

Subbag Program itu konon adalah tim yang sibuk. Emang sibuk. Hari ini saja berkali-kali aku dengar salah satu, salah dua, atau malah salah semua dari mereka mengeluhkan tentang apa yang harus dikerjakan lebih dulu saking banyaknya garapan yang nangkring di depan mata. Sebelas-duabelas sama mahasiswa yang lagi banyak tugas lah tampangnya. Haha.

Dari awal Pak Kasubbag sudah mengingatkan padaku bahwa aku masuk tepat di waktu sibuk, trisemester ketiga. God! Aku lupa memperhitungkan ini. Seperti semua birokrasi, tempatku PKL juga pasti sedang beberes laporan lah ya waktu-waktu begini.

Aku deh kayaknya satu-satunya yang justru bingung mau ngapain. Hahaha. Jadi ketika orang di belakangku berkali-kali melihat jam dinding sambil bergumam "Waaa.. waktunya berjalan cepat sekali", aku justru sedang membatin "Kok jamnya dari tadi nggak jalan-jalan ya."

Puja teori relativitas Einstein.

Di KBBI offline yang ada di leptopku, relativisme adalah pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas atau cara mengetahui yang serba terbatas.

Jadi kalau pas kita mendapati seseorang melakukan hal yang tidak menyenangkan, percayalah bahwa manusia itu hanya makhluk yang penuh keterbatasan. Maksudnya, kadang dia sama sekali enggak bermaksud membuat orang lain tidak senang.

Bukan cuma masalah waktu yang berjalan terlalu cepat atau begitu lambat..

Jadi kan di tempatku PKL sering tiba-tiba ada pedagang menawarkan dagangan masuk ke ruangan. Agak lucu sih emang. Padahal ada tulisan PEDAGANG DILARANG MASUK di depan pintu lho. Tapi namanya manusia butuh tuh nggak pernah kurang akal ya. Mereka masuknya nggak bawa dagangan. Jadi dagangannya emang ditinggal di depan pintu. Pedagangnya mendadak nongol di pintu sambil bilang, "Pak, Bu, mau nawarin blablabla."

Pinter kan ya? Mungkin mikirnya, apalah pedagang kalau tanpa barang dagangan.

Atau mungkin tulisan itu kebaca DAGANGAN dilarang masuk kali ya. Haha. Entahlah. Tapi toh nggak ada yang protes tuh. Tapi toh tetep ada aja yang beli tuh sesekali. Menurutku sih pegawainya juga sebenarnya butuh kan ya. Pedagang yang datang ke ruangannya, dan membawa barang yang dia butuhkan, itu menyenangkan kan?

Entahlah.

Tapi di saat lagi sibuk-sibuknya kayak tadi, pedagang mendadak nongol di pintu itu sungguh fenomena yang menyebalkan. Jadi tadi, dari sekian pedagang yang masuk, beberapa mendapat jackpot plirikan jengkel, beberapa dicuekin sama sekali.

Aku yang dasarnya suka berkhayal, memikirkan hal-hal yang enggak penting buat dipikirin, dan kebetulan sedang dalam keadaan nggak ada hal penting yang bisa dipikirin, menjadi pengamat kejadian-kejadian itu. Dalam hati aku mikir, ngeselin banget ya rasanya capek-capek dagang terus dicuekin gitu. Apalagi pas lihat wajah salah satu bapak pedagang entah yang kelihatan agak jengkel gitu pas dia nawarin di depan pintu, sama sekali nggak ada yang noleh.

Tapi piye meneh. Dia bukan satu-satunya pedagang. Sementara orang-orang di sini juga sedang pusing dengan dunianya masing-masing. Orang-orang program ini juga mungkin jengkel kali ya sama suara, "Permisi, Pak, Bu, mau nawarin blablabla," yang berkali-kali membuyarkan konsentrasi mereka.

Tapi bukankah hidup memang kadang penuh sama hal yang tidak menyenangkan?

Karena kita memang tidak bisa menyenangkan semua orang. Karena manusia memang punya batasan-batasannya sendiri. Karena memang kebanyakan orang nggak bisa fokus pada semua hal sekaligus. Kadang memang harus diperhatikan satu-satu. Dan kalau lagi bukan jatah kita yang diperhatikan, piye meneh?

Hidup toh memang melulu tentang kepentingan. Ada kepentinganku, kepentinganmu, kepentingannya. Setiap orang punya kepentingan. Munafik kalau ada yang bilang melakukan sesuatu bukan karena kepentingan. Bahkan orang beribadah juga demi sebuah kepentingan pribadi kan? Masalah kepentingannya itu wujudnya apa, nah itu urusan masing-masing hati.

Mungkin sama kayak relativitas bahwa nggak ada sesuatu yang mutlak, sesuatu yang penting buat satu orang dan orang lain itu juga beda. Benar-benar beda.

Memang harus begitu kan?

Aku jadi belajar bahwa toleransi itu bukan hanya dengan sebisa mungkin bersikap baik pada orang lain, sedang seperti apapun keadaan kita saat itu. Tapi juga sebisa mungkin mengerti sikap tidak baik orang lain kepada kita. Karena masing-masing kita punya kepentingan tadi. Bahkan kitapun, bahkan akupun, di saat-saat tertentu, juga kadang lepas kontrol kok. Kadang sudah berusaha sebisa mungkin bersikap baikpun, keluarnya tetep nggak cukup baik kok kalau keadaannya tidak memungkinkan pasang wajah manis.

Selalu ada saat-saat kita menjadi menyebalkan kan?

Jadi kenapa kita tidak belajar untuk menerima bahwa orang lain juga kadang-kadang bisa menjadi menyebalkan?

Kadang kepentingan kita dan kepentingannya berbeda. Terus kenapa?

Aku pikir orang normal pasti mengamini bahwa perbedaan itu bukan hal yang bisa dihindari. Perbedaan itu bukan masalah selama kita tidak mempermasalahkannya. Termasuk perbedaan kepentingan. Jadi mulai sekarang, belajarlah menoleransi sikap-sikap tak menyenangkan. Enggak ada ruginya kok. Itung-itung belajar sabar kan. Hahaha.

Terima kasih untuk mengajariku satu hal baru lagi hari ini :)


Banjarsari, 25 Oktober 2013
Dien Ihsani

Comments

Paling Banyak Dibaca

Ketika Wanita Jatuh Cinta... Kepada Sahabatnya

Apa yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta? Katanya cinta itu indah. Bahkan eek saja bisa berasa coklat buat orang yang lagi jatuh cinta. Emmmmm... untuk yang satu ini aku menolak untuk berkomentar deh. Bagiku eek tetaplah eek dan coklat tetaplah coklat. Namun jatuh cinta pada sahabat? Beberapa orang bilang bahwa jatuh cinta paling indah itu adalah jatuh cinta kepada sahabat. Terlebih jika gayung bersambut. Bagaimana tidak? Apa yang lebih indah dari pada mencintai orang yang kita tahu semua boroknya, paling dekat dengan kita, dan mengenal kita sama baiknya dengan kita mengenal dia. You almost no need to learn any more . Adaptasinya enggak perlu lama. Namun tak sedikit yang bilang bahwa jatuh cinta pada sahabat itu menyakitkan. Gayung bersambut pun tak lantas membuat segalanya menjadi mudah. Terlebih yang bertepuk sebelah tangan. Akan ada banyak ketakutan-ketakutan yang tersimpan dari rasa yang diam-diam ada. Rasa takut kehilangan, takut saling menyakiti, takut hubungannya berak

Filosofi Cinta Edelweiss

Edelweiss Jawa ( Anaphalis javanica ). Siapa sih yang nggak kenal bunga satu ini? Minimal pernah denger namanya deh.. Edelweiss biasa tumbuh di puncak-puncak gunung. Di Indonesia misalnya, edelweiss bisa ditemukan di Puncak Semeru, Puncak Lawu, Puncak Gede Pangrango, dan tempat-tempat lain yang mungkin temen-temen jauh lebih tau dari pada saya. Indonesia sendiri punya berbagai macam jenis edelweiss. Mulai dari yang putih sampai yang kuning, mulai dari yang semak sampai yang setinggi rambutan.

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih