Ketika
pahlawan menjelma bualan ketiak-ketiak zaman.
Undang-undang
diamandemen pundi pribadi.
Demokrasi
dinikahi kapitalisasi.
Bedebahku
lupa rakyat.
Merdekaku
berkarat.
Sementara
pejuangku sudah tidur di kubur-kubur.
Tapi
aku bukan negeri milik bedebah!
Anak-anak
negeriku masih angkuh tak mengalah.
Pahlawan
baru: tanpa tumpah darah, tanpa bintang jasa sebagai upah.
Melesat
indah tak peduli polah sampah bedebah.
Toh
garudaku tetap gagah di bhineka.
Toh
sang sakaku masih mengibari tiang-tiang angkasa.
Lalu,
masih harus kupusingkan bedebah kah?
Dien Ihsani
Banjarsari,
November 2012
Buletin Perdu edisi November 2012
Comments
Post a Comment
Semua di sini adalah opini. Let's discuss!