Ini masih ada suasana tahun baru kan ya? Tanggal 2, sudah lebih dari 1x24 jam kita mengecap 2015. Kalau tamu, sekarang ini udah kudu lapor ketua RT/RW setempat. Ah, apalah.
2014 lalu adalah tahun jungkir balik? Bagaimana tidak? Aku yang selama ini settle dengan titel mahasiswa, harus rela melepas status itu. 29 Oktober lalu aku resmi turun derajat menjadi.. ah, sudahlah. Haha.
2015 ini istimewa karena di sini aku harus memulai sesuatu yang benar-benar baru. Memang sebelum ini aku sudah berkali-kali lulus, terus nyari sekolah baru. Ketemu teman baru. Punya guru-guru baru. Mencari pengalaman baru. Menggeluti bidang dan kegiatan baru. Melepas sebuah status untuk status lain, kayaknya enggak semenegangkan rasanya pegang KTP dan SIM untuk pertama kalinya di usia tujuh belas dulu. Harusnya begitu.
Tapi, pergantian jenjang kali ini nyatanya benar-benar berbeda. Sejujurnya aku agak takut. Fuhh.
Kalau dulu pas aku enggak nyaman sama lingkunganku, aku bisa bilang sama diriku sendiri, "Tenang, Ay. Berapa tahun lagi juga kamu lulus terus kalian pisah."
Kali ini enggak bisa lagi. Pergeseran jenjang kali ini tentang apa yang akan aku jalani sampai entah kapan nanti. Aku masih terus belajar. Hanya saja kali ini enggak pake rapot, enggak pake ujian. There is neither final exam nor graduation in life. Kalau dulu paling nyebelin adalah pas guru ngasih ulangan dadakan, nah sekarang ini bukan cuma ulangan, ujian juga dadakan. Enggak perlu pake nunggu akhir tahun ajaran. Hedeh.
Tapi bagaimana pun, kenyataan toh harus dihadapi pada akhirnya. Aku takut? Iya. Aku akan menyerah? Tidak. Kadung ada banyak mimpi-mimpi yang sudah kulambungkan dan menunggu untuk diraih. Jujur saja aku masih enggak tahu jalan ini akan membawaku sampai ke mana. Tapi, bukankah hidup ini memang adalah rangkaian perjalanan? Titik akhirnya ya cuma mati. Lalu, kenapa aku harus khawatir pada apa yang akan aku temui di depan nanti?
Melihat satu persatu temanku menemukan jalan hidupnya masing-masing, mewujudkan kata yang dulu hanya bualan ketika kami masih sama-sama naif, aku jadi semacam terajam. Hm, aku juga akan menceritakan angkutan jalur mana yang akan aku ambil sebentar lagi.Angkutan jalur mana yang akan membawaku pergi ke dunia yang baru, dengan status baru, kehidupan baru, petualangan baru, dan aku yang baru.
Masih boleh kuucapkan selamat tahun baru?
2014 lalu adalah tahun jungkir balik? Bagaimana tidak? Aku yang selama ini settle dengan titel mahasiswa, harus rela melepas status itu. 29 Oktober lalu aku resmi turun derajat menjadi.. ah, sudahlah. Haha.
2015 ini istimewa karena di sini aku harus memulai sesuatu yang benar-benar baru. Memang sebelum ini aku sudah berkali-kali lulus, terus nyari sekolah baru. Ketemu teman baru. Punya guru-guru baru. Mencari pengalaman baru. Menggeluti bidang dan kegiatan baru. Melepas sebuah status untuk status lain, kayaknya enggak semenegangkan rasanya pegang KTP dan SIM untuk pertama kalinya di usia tujuh belas dulu. Harusnya begitu.
Tapi, pergantian jenjang kali ini nyatanya benar-benar berbeda. Sejujurnya aku agak takut. Fuhh.
Kalau dulu pas aku enggak nyaman sama lingkunganku, aku bisa bilang sama diriku sendiri, "Tenang, Ay. Berapa tahun lagi juga kamu lulus terus kalian pisah."
Kali ini enggak bisa lagi. Pergeseran jenjang kali ini tentang apa yang akan aku jalani sampai entah kapan nanti. Aku masih terus belajar. Hanya saja kali ini enggak pake rapot, enggak pake ujian. There is neither final exam nor graduation in life. Kalau dulu paling nyebelin adalah pas guru ngasih ulangan dadakan, nah sekarang ini bukan cuma ulangan, ujian juga dadakan. Enggak perlu pake nunggu akhir tahun ajaran. Hedeh.
Tapi bagaimana pun, kenyataan toh harus dihadapi pada akhirnya. Aku takut? Iya. Aku akan menyerah? Tidak. Kadung ada banyak mimpi-mimpi yang sudah kulambungkan dan menunggu untuk diraih. Jujur saja aku masih enggak tahu jalan ini akan membawaku sampai ke mana. Tapi, bukankah hidup ini memang adalah rangkaian perjalanan? Titik akhirnya ya cuma mati. Lalu, kenapa aku harus khawatir pada apa yang akan aku temui di depan nanti?
Melihat satu persatu temanku menemukan jalan hidupnya masing-masing, mewujudkan kata yang dulu hanya bualan ketika kami masih sama-sama naif, aku jadi semacam terajam. Hm, aku juga akan menceritakan angkutan jalur mana yang akan aku ambil sebentar lagi.Angkutan jalur mana yang akan membawaku pergi ke dunia yang baru, dengan status baru, kehidupan baru, petualangan baru, dan aku yang baru.
Masih boleh kuucapkan selamat tahun baru?
BTT, 02 Januari 2015
Dien Ihsani
Comments
Post a Comment
Semua di sini adalah opini. Let's discuss!