Skip to main content

Aku Pengen Nikah Aja! Yakin?


Pada masanya aku adalah gadis yang suka galau di setiap kesempatan. Gerimis dikit, curhat. Dingin dikit, bikin tulisan. Begitulah. Meski basically aku males pacaran, tapi pengen deh rasanya punya seseorang biar ga cuma bisa nyender di pintu kaca ya kaan.

Sampai tiap kali capek kuliah, di kosan selalu bilang, “Aku pengen nikah aja deh rasanya!”

And time flies until me, my self, doesn’t realize.

You come.

Dan di sinilah aku sekarang. Menjadi seorang istri dan ibu dari satu anak. Menjalankan peran berbeda praktis membuatku melihat dunia dengan cara yang tak lagi sama. Pemikiranku berubah. Pertimbanganku berubah.

Me on the old years be like: KULIAH LUAR NEGERI. Belajar TOEFL. Cari les-lesan. Cari beasiswa. Jurusan pariwisata biar bisa jalan-jalan dan memajukan sektor pariwisata Indonesia pada umumnya dan Borobudur pada khususnya. Udah kayak latar belakang skripsi aja kan.

Me nowadays: kalau kuliah di luar negeri, anak nanti yang urus siapa ya? Suami gimana ya? Yatapi kan katanya wanita tetep harus punya mimpi kan ya. Yaudah. BISMILLAH SEMOGA BISA LANJUT KULIAH LAGI. Ini resolusi apa nama file skripsi sih?

Jurusan pariwisata udah ga memungkinkan. Mau ekonomi syariah bisa nih ambil yang di kampus deket rumah. Eh, tapi kok aku malah jadi lebih tertarik sama psikologi anak ya. Ah, dipikir nanti aja ini mah.

Hahaha.

See? Nikah bukan jalan keluar. Itu Cuma gerbang yang membawamu dari satu candradimuka ke candradimuka lain. Bcz struggle is ALWAYS real, Beb. Kamu nikah apa enggak. HAHAHA.

Terus kamu nyesel ga nikah?

Pernah ada yang nanya kek gitu. To be honest, berkali-kali tiap kali lagi kesel sama kamu aku lebih suka bilang “untung udah terlanjur” dari pada “untung aku sayang”. Hahaha.

Tapi menyesal?

Ya emang siih. Selalu ada masa-masa ketika aku kesel sama diriku sendiri yang lingkarannya tak seluas dulu. Aku kesel sama diriku sendiri yang mimpinya tak seliar dulu. Aku kesel sama diriku sendiri yang idealismenya tak sebara dulu. Aku kesel sama diriku sendiri yang berubah jadi too realistic to be me gitu.

Kadang rasanya kok kayak ga kenal sama diri sendiri.

Namun pada masa-masa lain ketika aku capek sama Lasma, kesel sama papanya (ya kamu itu, ga usah dipikir lagi siapa), capek sama kerjaan di kantor, di titik terendahku sebagai diri sendiri, aku justru menemukan ternyata setelah menikah diriku tak pernah lagi merasakan hampa.

Ya namanya juga emak-emak, mana sempet lagi bahkan untuk merasa hampa. Wkwkwkwk.

NO. Seriously. Maksudku justru aku ternyata merasa hangat dengan semua sesak yang sekarang kudapat. Kayak yang lebih terbuka gitu jalanku tuh mau kemana. Kayak yang lebih terarah gitu pilihanku itu mempertimbangkan apa.

Meski aku masih sering gatau harus ngapain, meski hidup masih selalu penuh kejutan, meski masih ga tau kalau ditanya tujuan, tapi setidaknya sekarang aku merasa aku mulai tahu dasar dari setiap keputusanku itu apa. Dan kenapa.

Meski dengan dietnya lingkaran pertemanan kadang membuat aku kesepian, tapi sekarang aku semacam sadar kalau aku akan selalu punya tempat untuk pulang.

TAPI AKU JADI GA BISA NULIS GALAU LAGI! SENSE GALAUKU TUMPUL!! PUISIKU KEHILANGAN RASA! KESEL KAN AKU JADINYA.

Wkwkwk.

Ini memang baru tahun ketiga lebih sehari kehidupan pernikahan kita. Masih banyak yang harus kita lalui sebelum kita bisa mewujudkan resolusi untuk bergandengan tangan di usia 80 tahun nanti sambil bilang, “We did it.

Dan semoga Tuhan Yang Maha Membolak-Balikkan Hati merestui kita untuk selalu membersamai satu sama lain sampai jannah nanti. Terima kasih untuk membuat hidupku yang (tidak terlalu) sederhana menjadi semakin rumit untuk dijalani.

I love you.



Jakarta, 8 Januari 2020

Comments

  1. Finally! Selamat datang di kenyataan hidup emak-emak yang penuh warna, drama plus dinamika tapi penuh cinta ding wkwkwk 🤗🤗 Jangan lupa BW ya, dear 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haai. Makasih sudah berkunjung, Senior! Tabik! :)

      Delete

Post a Comment

Semua di sini adalah opini. Let's discuss!

Paling Banyak Dibaca

Ketika Wanita Jatuh Cinta... Kepada Sahabatnya

Apa yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta? Katanya cinta itu indah. Bahkan eek saja bisa berasa coklat buat orang yang lagi jatuh cinta. Emmmmm... untuk yang satu ini aku menolak untuk berkomentar deh. Bagiku eek tetaplah eek dan coklat tetaplah coklat. Namun jatuh cinta pada sahabat? Beberapa orang bilang bahwa jatuh cinta paling indah itu adalah jatuh cinta kepada sahabat. Terlebih jika gayung bersambut. Bagaimana tidak? Apa yang lebih indah dari pada mencintai orang yang kita tahu semua boroknya, paling dekat dengan kita, dan mengenal kita sama baiknya dengan kita mengenal dia. You almost no need to learn any more . Adaptasinya enggak perlu lama. Namun tak sedikit yang bilang bahwa jatuh cinta pada sahabat itu menyakitkan. Gayung bersambut pun tak lantas membuat segalanya menjadi mudah. Terlebih yang bertepuk sebelah tangan. Akan ada banyak ketakutan-ketakutan yang tersimpan dari rasa yang diam-diam ada. Rasa takut kehilangan, takut saling menyakiti, takut hubungannya berak

Filosofi Cinta Edelweiss

Edelweiss Jawa ( Anaphalis javanica ). Siapa sih yang nggak kenal bunga satu ini? Minimal pernah denger namanya deh.. Edelweiss biasa tumbuh di puncak-puncak gunung. Di Indonesia misalnya, edelweiss bisa ditemukan di Puncak Semeru, Puncak Lawu, Puncak Gede Pangrango, dan tempat-tempat lain yang mungkin temen-temen jauh lebih tau dari pada saya. Indonesia sendiri punya berbagai macam jenis edelweiss. Mulai dari yang putih sampai yang kuning, mulai dari yang semak sampai yang setinggi rambutan.

Buaya Darat #1

Guys , pasti pernah mendengar istilah buaya darat kan ya? Istilah ini dalam KBBI artinya penjahat atau penggemar perempuan. Namun pada perkembangannya lebih banyak digunakan pada kasus kedua. Biasanya pria yang suka mempermainkan wanita akan mendapat predikat buaya darat. Entah kenapa masalah main-mempermainkan ini selalu diidentikkan dengan kaum adam. Kalau ada yang bilang player, hidung belang,   juga buaya darat, pasti imajinasinya langsung ke sosok berkromoso-xy: pria. Wanita sendiri sampai saat ini tidak punya julukan khusus macam itu, meski sekarang bukan cuma pria yang bisa mempermainkan wanita. Kasus sebaliknya sudah marak sekali terjadi. Oke, kembali ke buaya darat. Aku tidak tahu kenapa buaya dijadikan sebagai maskot ketidak-setiaan. Padahal buaya di habitat aslinya dikenal sebagai makhluk yang setia. Tidak seperti kebanyakan hewan, buaya jantan hanya akan kawin dengan satu betina yang sama seumur hidupnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa jika betinanya mati lebih