Dulu, tanggapan papa buat semua yang aku raih adalah tanggapan paling nyebalkan. Apa pun yang aku pamerin pasti cuma ditanggapi dengan, "Papa tahu." Hampir selalu tanpa ucapan selamat. Ah, kok selamat. Kadang pake senyum aja enggak. Lempeeng gitu ngomongnya.
Kayak yang njeglek gitu ga sih kalau kita udah ngomong pamer menggebu-gebu terus ditanggepinnya gitu doang? -_-
Aku sering ngerasa gagal pamer ke papa. Aku sering ngerasa ga tau gimana caranya bikin papa kagum. Mungkin dasarnya papaku nggak gumunan kali ya. Haha. Tapi kan nyebelin gitu kan kalau setiap yang udah kita usahakan jadi seolah biasa aja.
Tapi sekarang, aku kangen lho ditanggapi begitu. Aku kangen denger kalimat, "Papa tahu," yang diucapkan tanpa ekspresi kagum itu. Seolah kayak papa sebenernya cuma pengen bilang kalau beliau tahu aku pasti bisa. Kalau segala pencapaian itu enggak perlu dikageti karena beliau percaya sejak awal bahwa aku memang layak.
Terlebih setelah aku tahu bahwa di belakangku ternyata papa sering cerita ke orang-orang tentang apa saja yang diraih anak-anaknya. Tentang betapa bangganya dia. Gantian pamer ke teman-temannya soal apa yang aku pamerin. Bilang ke saudara-saudaranya tentang apa yang aku kira dia anggap biasa aja. He was wonder, exactly. But he didn't show it to me. And I never know why.
Rasanya pengen banget bilang ke papa kalau aku akhirnya masuk ke dunia yang sama dengannya hanya demi mendengar papa bilang, "Papa tahu."
Hingga kemarin, setelah aku pasang DP bareng temen-temen pcs 2 ojk, seseorang mengingatkanku pada papa. Seojggok makhluk yang biasanya dingin banget sama aku ini, tiba-tiba kirim PM.
"Selamat ya. Sejak awal aku kenal kamu, aku tahu kamu pantas."
I really want to give him thank for believing me. Aku ga nyangka kalau si es batu itu ternyata (katanya) punya ekspektasi atas apa yang sedang aku upayakan. Yah, tapi namanya es batu tetep aja dingin dan atos. Udah gitu aja. Percakapan kami sisanya menyebalkan. Es batu ketemu batu beneran sih ya -_-
However, I somehow really love to read your PM. Haha
Kemang, 04 Maret 2015
Dien Ihsani
Comments
Post a Comment
Semua di sini adalah opini. Let's discuss!