Sebelas lebaran berlalu tanpamu, Pa. Bukan waktu yang singkat, memang. Kali ini beberapa yang sempat hilang, kujumput ulang. Beberapa yang pergi, sudah datang kembali. Bahkan kutemukan beberapa yang sebelumnya tak aku mengerti.
Beberapa. Tak banyak, memang.
Tapi aku berusaha. Kau lihat kan aku melakukan segala yang aku bisa? Belum cukup keras, memang.
Sebelas lebaran dan aku masih heran kenapa padaku kau tak pernah datang. Sementara kudengar kau hadiri mimpi orang-orang. Apa karena tentang kita tak cukup banyak yang bisa dikenang?
Padahal mereka bilang aku mirip kau. Padahal seumur hidup aku berusaha mirip kau.
Pa, dengar. Aku baik-baik saja.
Beberapa hal memang jadi menyebalkan setelah kau tak ada. Kau bukan cuma figuran ternyata. Maaf untuk baru sadar setelah kau tinggal. Kau memberiku lebih dari cukup bekal untuk belajar: belajar tumbuh, belajar tangguh.
Jadi, aku baik-baik saja. Keras kepala seperti jagoan.
Pa, di sana lebaran? Enggak?
Hitungan kita sepertinya sudah berbeda. Entah. Aku tak paham.
Tapi, masih boleh kubilang selamat lebaran? Boleh kan? Aku rindu mengatakannya. Ah, dulu apa aku pernah mengatakannya? Aku lupa.
Well, mmm... Selamat lebaran!
Borobudur, 06 Juli 2016
Dien Ihsani
Comments
Post a Comment
Semua di sini adalah opini. Let's discuss!