Kadang
kita bisa jatuh cinta pada orang yang bahkan belum kita kenal. Kita tahu ada
sesuatu darinya yang berbeda. Dia memiliki magnet yang medannya menggetarkan.
Menarik hidup kita berpaling padanya. Karena mata, telinga, punya radar yang
juga bisa menangkap gelombang asmara.
Kita
mendekat. Entah bagaimana pun caranya. Kita lihat dia sebagai sosok yang
sempurna. Semua yang dia lakukan indah di mata kita. Kesalahannya akan tampak
seperti kewajaran yang membuatnya tetap menjadi manusia. Kekurangannya terlihat
seperti celah dimana kita merasa bisa melengkapinya. Kelemahannya kan jadi
kesempatan kita melindunginya.
Kita
lupa kalau dia hanya seorang manusia…
Tapi…
Ketika
ada kesempatan membawa kita mendekat padanya. Mengenalnya. Bahkan memilikinya,
waktu seolah tanpa ampun mengikis rasa. Tak peduli betapa dulu kita
menginginkannya, toh jenuh itu akhirnya datang juga. Tak peduli betapa manis
dulu janji kita untuknya, tapi toh radar hati kita tak lagi tergetar oleh medan
magnetnya.
Seolah
waktu membuka mata kita. Kita mulai melihat semua yang seolah dulu tak kita
lihat padanya. Entah apanya yang tak kita suka. Entah sikapnya yang mana buat
kita jengah. Entah katanya yang mana buat kita marah. Kita menganggap dia
berubah.
Lalu di
luar sana, akan muncul banyak hal yang membuat kita tergoda. Yang menjadi lebih
indah dari dirinya. Padahal dulu kita menganggap dia tak ada duanya di dunia.
Tapi toh waktu menunjukkan bahwa kita hanya manusia.
Salah
siapa?
Kadang..
ketika kita mulai merasa memiliki, kita lupa tuk memberinya toleransi. Kadang..
ketika kita mulai merasa berhak berharap padanya, kita lupa kalau dia tak akan
bisa menjadi sempurna. Kadang.. ketika kita mulai dekat dengannya, kita lebih
sering mempermasalahkan perbedaan sebagai sesuatu yang mengganggu, dan bukannya
celah tuk saling membantu.
Kita
lupa kalau dia hanya seorang manusia..
Salah
siapa kalau jengah itu akhirnya ada? Salah siapa kalau penyesalan itu kadang
ada? Salah siapa kalau ada sesuatu darinya yang tak kita suka?
Karena
kita sering kali tak melihatnya sebagai manusia ketika kita mulai jatuh cinta.
BTT, 24 Juni 2013
Dien Ihsani
Cie... Dien Ihsani Jatuh Cinta...
ReplyDelete