T.A.K.D.I.R
Bukankah menakutkan sekali membicarakan kata sau itu? Tentang sesuatu yang tidak peduli sesakti apa pun kita, tetap saja tak bisa diubah. Sesuatu yang tak peduli seberapa baiknya kita, tetap kadang memburuk. Sesuatu yang tak peduli betapa kita keras mencoba, kadang tetap menjadi menyakitkan.
Tidak seperti manusia, takdir tak diberi hati maupun rasa. Jangan berharap dia akan menjadi baik bahkan setelah kau berikan semua yang terbaik. Takdir tak akan berubah meski kau mengiba hingga air mata terakhir yang kau punya.
Tidak seperti ujian yang menyimpan setidaknya satu kebenaran dari semua pilihan yang diajukan, takdir kadang bahkan sama sekali tak membiarkan kita memilih. Atau jika ada, kadang pilihan apapun yang kita punya, tak satu pun menyelamatkan kita dari rasa sakit. Sekeras apapun kau pernah belajar, tak akan lantas membuatmu terbiasa dengan takdir yang tidak menyenangkan.
Tidak seperti demokrasi, takdir tak akan mendengarkan siapapun, selantang apapun dia bicara, sebanyak apapun suara. Takdir punya hukumnya sendiri dimana hanya dia satu-satunya yang bisa menang. Takdir tak pernah peduli apa kau suka atau tidak, dia hanya tahu bahwa apapun yang pernah dituliskan pada jadwalnya harus terjadi.
Tapi...
Hidup itu tetap sebuah pilihan kan? Kita selalu bisa memilih. Membiarkan takdir menang dengan melihat kita terpuruk, atau berdamai dengannya dan menjadi teman yang baik, yang menerimanya apa adanya. Karena manapun yang kita pilih, takdir toh akan tetap menjalankan tugasnya. Takdir tak pernah peduli apa kita berdiri bersamanya,atau memusuhinya.
Ssssttt... dia memang sedikit egois, kadang. But that just the way he works.
Home Computer, 01.03.13
Dien Ihsani
Bukankah menakutkan sekali membicarakan kata sau itu? Tentang sesuatu yang tidak peduli sesakti apa pun kita, tetap saja tak bisa diubah. Sesuatu yang tak peduli seberapa baiknya kita, tetap kadang memburuk. Sesuatu yang tak peduli betapa kita keras mencoba, kadang tetap menjadi menyakitkan.
Tidak seperti manusia, takdir tak diberi hati maupun rasa. Jangan berharap dia akan menjadi baik bahkan setelah kau berikan semua yang terbaik. Takdir tak akan berubah meski kau mengiba hingga air mata terakhir yang kau punya.
Tidak seperti ujian yang menyimpan setidaknya satu kebenaran dari semua pilihan yang diajukan, takdir kadang bahkan sama sekali tak membiarkan kita memilih. Atau jika ada, kadang pilihan apapun yang kita punya, tak satu pun menyelamatkan kita dari rasa sakit. Sekeras apapun kau pernah belajar, tak akan lantas membuatmu terbiasa dengan takdir yang tidak menyenangkan.
Tidak seperti demokrasi, takdir tak akan mendengarkan siapapun, selantang apapun dia bicara, sebanyak apapun suara. Takdir punya hukumnya sendiri dimana hanya dia satu-satunya yang bisa menang. Takdir tak pernah peduli apa kau suka atau tidak, dia hanya tahu bahwa apapun yang pernah dituliskan pada jadwalnya harus terjadi.
Tapi...
Hidup itu tetap sebuah pilihan kan? Kita selalu bisa memilih. Membiarkan takdir menang dengan melihat kita terpuruk, atau berdamai dengannya dan menjadi teman yang baik, yang menerimanya apa adanya. Karena manapun yang kita pilih, takdir toh akan tetap menjalankan tugasnya. Takdir tak pernah peduli apa kita berdiri bersamanya,atau memusuhinya.
Ssssttt... dia memang sedikit egois, kadang. But that just the way he works.
Home Computer, 01.03.13
Dien Ihsani
Hidup itu memilih sebuah pilihan...
ReplyDeleteYang penting tawakal dan berdoa..